Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Bawah Juntai Buah Lerak

29 Juni 2021   19:20 Diperbarui: 29 Juni 2021   20:48 3242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Itu buah lerak,” kata Diah menjelaskan, “Bagus untuk mencuci batik.”

“Dari mana asal buah lerak?” tanya Bakti semakin ingin tahu.

“Ini pohonnya,” jawab Diah sambil menunjuk pohon yang berdiri tegak di halaman depan rumahnya.

Bakti terkagum dengan sebuah pohon yang sangat tinggi dan besar, dengan banyak buah yang lebat menjuntai. Dicobanya untuk mengukur besar pohon dangan memeluknya.

“Tak sampai,” katanya, “Pohonnya sangat besar.”

Tiba-tiba dari arah berseberangan Diah juga melingkarkan tangannya. Dan bersentuhanlah tangan mereka. Diah sebetulnya hanya ingin menunjukkan ukuran besarnya pohon, sebesar rangkulan 2 manusia. Tetapi Bakti yang terkejut, malahan menggenggam erat. Diah juga menjadi terkejut dan malu.

“Diah, ayo ajak temanmu masuk,” tiba-tiba suara ibu membuat mereka makin terkejut dan makin saling menggenggam erat.

“Ibu sudah menggoreng pisang kepok yang kemarin diambil dari kebun belakang.”

“Baik bu,” kata Diah sambil menarik tangannya genggaman Bakti dengan rasa malu.

Bandung adalah kota mahasiswa yang permai, yang mendapat julukan Paris van Java. Kesejukan yang mirip dengan Ungaran, membangkitkan semangat keduanya untuk belajar dan berkarya sambil memadu kasih. 

Mengenyam ilmu di Fakultas Mesin dan Dirgantara, membuat Bakti ingin menetap di Bandung.  Setelah dinyatakan lulus sebagai sarjana, dia memilih perguran tinggi menjadi tempat untuk berkarya sambil berbakti. Tak lama setelah Bakti diterima menjadi salah seorang staf pengajar, tali kasih mereka semakin erat.

Diah menyusul lulus sebagai sarjana juga, tidaklah ada keraguan antar mereka segera menikah. Sayangnya setelah menikah dan mempunyai momongan, tidak ada keluarga yang bisa membantu menjaga anak-anaknya. Jadilah Diah lebih memilih menjadi ibu rumah tangga, dengan hanya menerima siswa-siswi untuk les matematika—fisika—kimia di rumahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun