Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ikut Cucu Bersepeda, Sungguh Menyenangkan

24 Mei 2021   10:18 Diperbarui: 24 Mei 2021   16:54 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ingin rasa menyenangkan? Cukup ikut saja.

Minggu pagi tatkala gelap masih pekat. Mata sudah  enggan terkatup lagi, banyak rasa beterbangan di alam pikir. Ada yang menyenangkan. Ada yang membuat sedih. Ah ... nanti juga akan berubah. Ikut kata hati saja, biar berputar selama kehidupan masih setia menjadi selimut tubuh.

Azan subuh terdengar memanggil. Untuk menghadapkan jiwa dan raga kepada ilahi. Mang Koko, muazin setia masjid terdekat sangat indah dalam nada dan makna yang diserukan. Membuat irama hati, ikut memanjatkan doa dan harapan. 

Aku beranjak dari tempat aku berdiam sejak tadi, mengambil air wudu penyuci diri sebelum bersujud bersyukur atas rasa senang, berkeluh atas rasa sedih. Sungguh sangat menyenangkan dengan cukup ikut, karena aku cinta pada Mu.

Bukankah semalam aku sudah berjanji. Untuk ikut cucu menikmati bersepeda. Pada pagi hari yang yang menyenangkan, dengan mata tanpa berkedip.

Pandemi covid-19 memang sudah terlalu panjang. Tak pernah ada yang menyangka, masker menjadi bagian fesyen bagi laki-laki dan perempuan. Tua dan muda, bahkan balita. Setia ikut protokol kesehatan.

Jantung terasa mendetak mengocok alam pikir, mengapa Sang Maha Kuasa menetapkan suasana harus begini. Semua harus sanggup ikut menyesuai dengan tata cara covid-19.

Ada yang ekstra hati-hati, sejak awal pandemi covid-19. Tiba-riba harus menerima geruduk keluarga bertamu, terjadi pada siang kemarin. Terpaksa ikut longgarkan jiwa.

Dilanjutkan merencanakan  ikut cucu tercinta bergembira bersepeda.

Koleksi pribadi
Koleksi pribadi

Koleksi pribadi
Koleksi pribadi

Tutup gawai sepanjang hari, kuatkan berhenti sehari mengintip berita viral. Undur diri dari pekatnya rasa kalut akibat pandemi. Ikut suasana menggembirakan dan bergembira bersama cucu.

Siraman sejuk menggelora dalam ruang yang sudah lama terlalu sempit. Teraduk dalam arus bersama masyarakat terlalu luas. Melalui ruang sangat sempit serba virtual. Agar selalu ikut kancah semu merdu. 

Cucu polos membuka tabir yang telah sangat lama tertutup gundukan virus covid-19. Entah mengenali secara benar, atau hanya samar-samar tentang apa makna pandemi covid-19. Semua yang lebih dewasa di sekitarnya, ikhlas ikut mengusir rasa jenuh. Demi cucu tetap tumbuh.

Koleksi Pribadi
Koleksi Pribadi

Riang gembira, tatkala mendengar suara derap kecil yang mengayuh kencang sepeda di alam terbuka. Ikut tiupan angin hangat kuning melangsat.

Belok ke kanan, belok ke kiri dengan merdeka. Asalkan tetap tertib sesuai budaya kehidupan dalam rambu pengaman fleksibel yang sangat luas. Ikut garis melingkar, sebagai batas yang terajut sempurna.

Sungguh indah ikut cucu bersepeda. Hampir lupa segala yang membuat sedih. Walaupun nyatanya tak mungkin. Karena tetap akan silih berganti, ada gembira ada sedih. Hari demi hari, dalam sebuah diary yang tercatat dengan sejujurnya.

Bumi Matkita,

Bandung, 24/05/2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun