Tutup gawai sepanjang hari, kuatkan berhenti sehari mengintip berita viral. Undur diri dari pekatnya rasa kalut akibat pandemi. Ikut suasana menggembirakan dan bergembira bersama cucu.
Siraman sejuk menggelora dalam ruang yang sudah lama terlalu sempit. Teraduk dalam arus bersama masyarakat terlalu luas. Melalui ruang sangat sempit serba virtual. Agar selalu ikut kancah semu merdu.Â
Cucu polos membuka tabir yang telah sangat lama tertutup gundukan virus covid-19. Entah mengenali secara benar, atau hanya samar-samar tentang apa makna pandemi covid-19. Semua yang lebih dewasa di sekitarnya, ikhlas ikut mengusir rasa jenuh. Demi cucu tetap tumbuh.
Riang gembira, tatkala mendengar suara derap kecil yang mengayuh kencang sepeda di alam terbuka. Ikut tiupan angin hangat kuning melangsat.
Belok ke kanan, belok ke kiri dengan merdeka. Asalkan tetap tertib sesuai budaya kehidupan dalam rambu pengaman fleksibel yang sangat luas. Ikut garis melingkar, sebagai batas yang terajut sempurna.
Sungguh indah ikut cucu bersepeda. Hampir lupa segala yang membuat sedih. Walaupun nyatanya tak mungkin. Karena tetap akan silih berganti, ada gembira ada sedih. Hari demi hari, dalam sebuah diary yang tercatat dengan sejujurnya.
Bumi Matkita,
Bandung, 24/05/2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H