Si Tupai berbuntut emas makan sebagian hasil kebun nenek yang gurih-gurih, dan membalas kebaikan dengan mengebas debu di rumah nenek dengan menggunakan ekor emas yang indah.
Juga saat tupai membutuhkan protein hewani, dia menangkap nyamuk di rumah kakak dan nenek.
"Rumah nenek menjadi bersih ya," kata Laras.
"Iya, kakek dan nenek sangat bersyukur diberi sahabat Si Tupai berbuntut Emas," kata nenek.
"Ada syaratnya agar mendapat anugerah sahabat Tupai Berbuntut Emas," kata nenek, "Selalu jujur-rajin-semangat dalam bekerja."
"Jangan pernah melakukan korupsi," kata kakek, "Juga senang berbagi kepada orang-orang yang membutuhkan."
"Jangan sombong," kata nenek lagi, "Harus gotong royong."
Begitulah sebuah cerita anak dari kakek, nenek dan cucu., tentang Tupai Berbuntut Emas.
Kakek dan nenek sekarang bahagia tinggal di desa yang tenang, menikmati hasil kebun yang tumpah ruah. Desa indah tempat kakek dan nenek tinggal dinyatakan zone hijau, karena penduduknya tinggal dengan jarak yang berjauhan. Mereka meninggalkan hasil kebun yang berlebihan di alun-alun desa, setiap penduduk yang membutuhkan boleh mengambil dengan uang suka-suka untuk kencleng desa.Â
Bumi Matkita,
Bandung, 17/05/2021.