"Dengan ekor emasnya, dia bisa mengebas debu-debu di rumah nenek," jawab nenek, "Lihatlah rumah nenek selalu bersih."
Laras mendengarkan keterangan nenek dengan rasa takjub. Dipadangnya tupai yang duduk dekat kakinya, dan si tupai balik memandang Laras dengan mata kedap-kedip.Â
Waktu ibu masih kecil, apakah berteman dengan tupai ini juga Nek?" tanya Laras.
"Tidak," jawab kakek, "Waktu ibu kecil, kakek nenek masih tinggal di kota dan tidak punya tupai."
"Oh, kakek tinggal di kota bekerja seperti ayah?" tanya Laras, "Dan nenek juga bekerja seperti ibu?"
"Ya kakek bekerja di kantor," jawab nenek, "Tapi nenek tidak bekerja di kantor, nenek bekerja mengurus rumah tangga."
Saat anak-anak masih sekolah, kakek dan nenek masih tinggal di kota. Anak-anak kakek dan nenek adalah ibu Laras, dan seorang adik ibu.
"Setelah kakek pensiun dan pindah ke desa, kakek dan nenek rajin berkebun," kata nenek
"Sebelum kakek pensiun, ibu menikah," kata kakek, "Lahirlah kamu, Laras cucu kakek dan nenek."
"Lalu disusul adik ibu menikah," kata nenek, "Lahirlah Zaina, cucu kakek dan nenek juga."
"Pindah ke desa kakek dan nenek mendapat anugerah dari Allah," kata kakek dan nenek serempak, "Si Tupai berbuntut Emas yang selalu menemani dan membantu membersihkan rumah."