Seperti semboyan KiHajar Dewantara, sebaiknya orang tua dan keluarga memberikan teladan--mendampingi secara utuh--memberikan dorongan.
Anak-anak yang berada di lingkungan keluarga yang senantiasa menjalankan ibadah wajib dengan baik, akan lebih mudah mengikuti dengan baik pula.Â
Ibadah wajib yang dilakukan bukan hanya ibadah keagamaan, tetapi juga mempunyai perilaku yang baik. Hampir tak ada gunanya bila melakukan ibadah keagamaan, tetapi pemarah dan suka memaki-maki orang yang kebetulan melakukan hal yang tidak sama.Â
Kalau memang berhadapan dengan orang yang bersalah, sebaiknya menegur secara baik dan jelas.Â
Orang tua sebaiknya berbuat baik kepada orang tuanya,. Selain agar anak-anak mencintai kakek dan neneknya, Â juga agar anak-anak senantiasa mencintai orang tuanya.Â
Orang tua memberi contoh dalam bersikap, tidak plintat-plintut, karena anak-anak akan dengan mudah mencontoh menjadi pembohong. Lagian bukankah, seseorang dipegang kata-katanya.Â
Orang tua dan keluarga harus sesering mungkin berada ditengah-tengah anak-anak. Bisa membantu anak-anak dalam mencerna pelajaran yang diterima di sekolah. Berdoa bersama-sama dan mempelajari pelajaran agama dari buku-buku kisah Nabi atau yang lain-lain.
Orang tua dan keluarga sebaiknya memberikan arahan dan dorongan agar anak-anak semangat dalam menuntut ilmu. Juga memberikan dorongan agar anak-anak menjadi berani karena benar, dan takut karena salah. Tidak lupa memberikan pujian, jika anak-anak berhasil.
Ramadan Penuh Ibadah.
Ramadan adalah bulan penuh ibadah. Bagi anak-anak, ibadah yang terasa khusus dilakukan pada bulan Ramadan adalah puasa Ramadan. Puasa yang merupakan rukun Islam ke-3, sebaiknya diajarkan kepada anak-anak dengan tidak terlalu memaksa. Seperti biasa orang tua dan keluarga memberikan contoh, memulai sedikit-sedikit mengajarkan anak untuk berpuasa.Â