Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Bahaya Kerja Sampingan, Apakah Itu?

31 Maret 2021   20:58 Diperbarui: 31 Maret 2021   21:11 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ada Lowongan Kerja. Sumber gambar: Pixabay.

Di banyak tempat sering terlihat  pengumuman tentang ada lowongan kerja.

Biasanya di toko-toko, salon, bengkel, rumah kos atau lain-lain.

Seandainya seseorang diterima melalui pengumuman seperti itu, apakah berarti mendapat kerja utama atau kerja sampingan?

Pada awal masuk, tentunya akan terjaring sebagai seseorang yang akan memiliki kerja utama.

Kalau seseorang itu menyatakan sudah punya kerja utama atau kerja sampingan  lain, pastilah tidak akan diterima.

Memang tergantung pada usaha pemberi kerjanya, tapi kebanyakan merupakan usaha yang tidak terlalu besar. Malahan cenderung usaha kecil.

Masalah gaji kalau sudah disesuaikan dengan UMR, pastilah sudah sangat diusahakan oleh pemilik usaha sebagai pemberi kerja. 

*****

Aku pernah memiliki rumah kos, dan menerima bi Sumi kerja di rumah kos. Pekerjaannya adalah membersihkan rumah kos dan mencuci setrika baju-baju anak kos. 

Pertama bekerja, tampak rajin. Setelah beberapa lama, mulai memiliki kerja sampingan.

Awalnya sebagai pemilik rumah kos, aku tidak merasa terlalu terganggu. Tapi makin lama seperti terasa terganggu. 

Ditambah dengan adanya pandemi covid-19, aku benar-benar menutup usaha rumah kos.

Sekarang saat ekonomi sudah dibangkitkan dan sekolah sudah merencanakan tatap muka, banyak yang mencari rumah kos lagi.

Aku tetap menutup rumah kos, dengan alasan pertama memang karena pandemi covid-19 dan kedua masalah pekerja yang punya kerja sampingan.

Apa saja kerja sampingannya dan apa yang terasa mengganggu?

1. Menjual pulsa.

Gangguan yang ditimbulkan seringnya gawai berdering karena banyak pembeli pulsa. Jadi pekerjaan sering terhenti. Belum lagi bila ada gangguan gawai minta tolong kepada anak kos yang mahasiswa perguruan tinggi yang pintar-pintar. Terkadang membuat anak kos menjadi keluar. 

2. Aktif berjualan online.

Dengan cara mengambil dari toko-toko online, jadi waktu di tempat kos digunakan untuk download gambar barang-barang yang akan dijual. Membersihkan rumah, mencuci dan setrika tak pernah lepas gawai. Belum lagi nanti gambar-gambar itu diberi latar belakang suasana rumah kos.

3. Aktif sebagai penyelengaraka arisan.

Paenah sih mengajak ibu kos, tapi ibu kos menolak. Tapi walaupun yang ikut orang lain dengan tanggung jawabnya sendiri, membuat suasana kurang menyenangkan. Bila ada cerita si ini atau si itu kesulitan membayar arisan, terasa kasihan. Bi Sumi yang diberi tahu jangan menyelenggarakan arisan, lagi tapi tetap saja sebagai penyelenggara arisan yang anggotanya makin dan makin banyak. 

4. Tukang kredit.

Membelikan barang-barang kepada orang lain. Biasanya kepada orang yang kemampuannya pas-pasan juga, dengan keuntungan 30%  boleh nyicil 2 bulan. Banyak orang-orang terutama membeli gawai, yang akhirnya merasa kesulitan bayar.

Sebagai pemilik kos kan tampaknya sebagai orang banyak uang, tidak membantu menyelesaikan kurang enak membantu takut buntung.

Lagian Bi Sumi yang tampak sepertinya berani memutarkan banyak uang, tiap mau pulang kampung selalu utang. Gajikerja utama di rumah kos, diputarkan sebagai modal kerja sampingan. 

Selain takut  melihat sifatnya yang sangat konsumtif, rasanya juga gagal untuk mengajarkan hidup hemat. 

Maklum sejak kecil, ibu kos diajarkan memiliki semboyan hidup hemat pangkal kaya. 

Bumi Matkita,

Bandung, 31/03/2021.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun