Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pilih Sekolah dari Masa ke Masa

11 Januari 2021   21:30 Diperbarui: 11 Januari 2021   21:29 997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekolah yang asri. Desain oleh Rini DST, menggunakan Canva

Senangnya aku pada sekolah SDPJ  adalah dalam hal penataan buku, baru pertama kali aku lihat. Guru mengajarkan anak-anak mengikat buku-buku dengan karet, untuk per mata pelajaran. Misalnya untuk mata pelajaran matematika, ada buku pekerjaan sekolah Matematika, buku pekerjaan rumah Matenatika, lembar kerja siswa (LKS) Matematika, Buku teks Matematika. Rata-rata anak-anak setiap harinya membawa 3 ikatan buku-buku  dalam tas.

Selain kebersihan, keamanan di sekolah sangat penting. Setiap pagi sebagai orang tua selalu mengingatkan anak-anak untuk selalu hati-hati di sekolah, baik hati-hati menjaga diri dan barang-barangnya. 

Benar-benar aku merasa kagum terhadap keamanan di sekolah, setiap menjemput anak-anak pada hari Sabtu. Aku melihat tas dan segala perbekalan semua anak yang tergeletak di hall tempat anak-anak menunggu jemputan, tetapi anak-anaknya sedang bermain bersama teman sebelum jemputan datang. 

Begitu melihat jemputan datang, anak-anak mengambil tas dan bekal masing-masing. Hebatnya selama 6 tahun sekolah di SDPJ, hanya sekali kehilangan dasi.

Sungguh peraturan sekolah untuk anak-anak, guru, satpam dan penjemput perlu diberi rating sangat memuaskan.

Keberagaman.

Aku menyukai sekolah yang peraturan yang baik dan keberagaman yang tinggi. Saat mendaftar aku sebenarnya tidak terlalu ngeh, bahwa SDPJ yang aku pilih mengajarkan agama Islam, Katholik, Protestan dan Hindu. Pengadaan pelajaran agama disesuaikan dengan agama semua siswa-siswi yang terdaftar, maksudnya kalau ada yang beragama Islam disediakan guru agama Islam. Begitu juga dengan agama yang lain. 

Aku sangat bersyukur, secara tak terlalu memperhatikan aku sudah pilih sekolah yang sangat toleransi pada zaman itu. Tetapi secara keberagaman masih kurang, rata-rata siswa-siswi dari kelompok sosial menengah ke atas. 

Setelah lulus SDPJ dan aku pilih sekolah Negeri untuk janjang SMP, barulah aku merasakan keberagaman yang sangat tinggi di sebuah sekolah. Siswa-siswi datang dari tingkat sosial yang bervariasi, menuntut ilmu yang sama. Yang aku rasakan sangat membantu anak-anak untuk beradaptasi, adalah saat SDPJ sudah pilih sekolah dengan peraturan yang baik.

Zonasi.

Pada tahun 2018, saat aku sudah tidak disibukkan pilih sekolah untuk anak-anak. Para keluarga dan handai tolan mengeluhkan adanya sistem zonasi pada penerimaan siswa-siswi baru di sekolah. Sistem yang diatur dalam Permendikbud  No. 14 tahun 2018, dibuat untuk menghindari favoritisme sekolah. Siswa-siswi diharapkan daftar di sekolah yang satu rayon dengan alamat KTP. 

Sebenarnya saat anak-anak lulus SD tahun 1998, juga sudah ada sistem seperti itu entah apa namanya. Aku pemegang KTP Tangerang Selatan, dan SDPJ juga terletak di sekolah Tangerang Selatan. 

Rumahku di Rempoa, Tangerang Selatan yang berbatasan dengan DKI Jakarta. Tentu saja aku juga sangat tertarik untuk pilih sekolah di DKI Jakarta. Lulusan SDPJ tidak disarankan mendaftarkan SMP Negeri di DKI Jakarta, akan sulit katanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun