Nini tersenyum dengan pertanyaan cucunya. Benar seperti lagu ciptaan AT Mahmud, yang didendangkan  di sekolah-sekolah pada masa kanak-kanak dan masa bisa sekolah tatap muka. Pelangi ciptaan Tuhan.Â
"Pelangi terjadi karena ada sinar matahari yang jatuh pada butir air hujan, mengalami pembiasan dan penguraian pada langit yang biru," jelas nini lebih lanjut.Â
Hari hujan, Laras dan Nini segera menutup WA keluarga. Laras mengembalikan gawai kepada ibu. Gawai memang tak terlalu baik untuk digunakan terus menerus, tetapi bagaimana dengan musim pandemi begini. Jumpa antara Laras dan Nini entah kapan bisa dilakukan. Nini selalu menyimpan rasa rindu kepada cucu-cucunya, Laras dan Zaina, dalam rangkaian kata dan kalimat.Â
Menjelang sore hari usai hujan, Laras pamit kepada ibu untuk keluar ke teras rumah. Ia mendongak ke ke langit biru ingin melihat pelangi.
Bumi Matkita,
Bandung, 31/12/2020.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H