"Nini sedang mengocok apa?" tanya Laras sambil masuk ke dapur pada suatu hari.
Kisah yang terjadi sekitar hampir setahun yang lalu, mengingatkan Nini kepada Laras. Maklum sejak masa pandemi covid-19, nini belum pernah berjumpa cucu yang disayangi.
"Sedang mengocok telur, neng,"jawab nini kepada Laras.Â
"Mengocok telur untuk apa?" tanya Laras, cucu nini yang selalu ingin tahu.
"Untuk selimut," kata nini sambil tertawa.
"Waduh, siapa yang mau pakai selimut dari telur ya?" tanya Laras sambil tertawa juga.Â
Nini sedang mengocok telur untuk membuat telur dadar. Ada 5 orang di rumah, jadi nini akan membuat 5 lembar telur dadar. Seperti biasa setiap 1 butir telur ayam dikocok di sebuah mangkok, diberi sedikit garam dan irisan daun bawang.Â
Ada 2 telur dadar yang pedas, 2 yang sedang dan 1 yang tidak pedas. Yang pedas menggunakan 4 cengek, yang sedang menggunakan 2 cengek. Nantinya yang pedas untuk engki dan ayah Laras, yang sedang buat nini dan ibu Laras. Yang tidak pedas tanpa cengek sama sekali, buat Laras.
"Kenapa yang pedas harus 4 cengek, dan yang sedang harus 2 cengek? tanya Laras sambil menghitung cengek yang sedang disiapkan oleh nini, "Kenapa tidak 3 cengek saja ni?"