Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ingin Ketahanan Ekonomi Terjaga Selama Pandemi? Kencangkan 3 Simpul Diri

17 Mei 2020   09:34 Diperbarui: 17 Mei 2020   09:36 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay - Engin_Akyurt

Sebaliknya harga minyak merosot. Adanya PSBB membuat konsumsi energi menurun. 

3. Simpul Akhlak. Kalaulah sejak awal simpul akhlak dikencangkan sebagai landasan hidup, pastilah harga-harga senantiasa terkendali. Belum terlambat, bisa dimulai dari sekarang. 

Marilah mulai dari sekarang dan seterusnya, cerdas berperilaku menciptakan sistem stabilitas ekonomi yang tahan guncangan pandemi. Ada 3 akhlak  yang harus disimpul sebagai penopang makroprudensial aman terjaga. 

  • Hemat adalah salah satu jalan termudah untuk menjaga stabilitas ekonomi. Beli barang harus sesuai keperluan, jangan asal mau tapi belum tentu diperlukan. Selalu berhati-hati sekarang banyak cara untuk menggoda seseorang untuk terus dan terus membeli. Misalnya dengan adanya promo. Atau panik, main borong takut kehabisan. Bahkan pemerintah juga telah melakukan penghematan dalam menghadapi pandemi covid-19. Pemerintah melakukan realokasi anggaran kementrian, 
  • Memanfaatkan yang ada sebagai lanjutan dari penghematan. Sebagai contoh penghematan dalam pembuatan masker, dengan menggunakan kain batik sisa pembuatan seragam pernikahan anak. Dalam skala pemerintah, pemanfaatan lahan di negara Indonesia sangat baik untuk pertanian atau perkebunan. Juga pemanfaatan tenaga kerja dibawah 45 tahun yang terkena PHK, sangat potensial untuk bertani dan berkebun, dengan menggunakan dana bansos sebagai upah. Tenaga kerja Indonesia tidak selalu harus bekerja di kota, lalu terkena PHK.  Lautan Indonesia yang luas, nenek moyang yang pelaut juga merupakan tempat bagi ABK Indonesia berkarya di negara sendiri. Mereka tidak harus pergi ke negara lain, yang kontraknya habis di saat ada pandemi. Larangan mudik atau pulang kampung tidak akan menjadi masalah yang kontroversial.
  • Jangan menambah utang adalah jalan yang tersulit. Matematikawan India Brahmagupta (598-670 Masehi) menggambarkan bilangan negatif sebagai utang dan bilangan positif sebagai keberuntungan. Jadi jelas! Utang adalah negatif, sifat tidak baik. Memang sangat sulit jadi orang tidak pernah utang. Utang yang sering ditawarkan dalam bentuk lain adalah Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Boleh untuk mengambil KPR bagi yang belum punya rumah. Biasanya melalui bank, dengan syarat  yang sudah ditentukan oleh pihak bank. Sebaiknya KPR tidak dilakukan bagi yang sudah memiliki rumah. Juga jangan menambah utang lagi apabila masih mempunyai utang. Jadikan bilangan negatif menjadi nol terlebih dahulu. Bagaimana dengan Surat Utang Negara (SUN)? Namanya utang, ya tentunya negatif. Saat ini, saat pandemi covid-19 melanda dunia dan juga melanda Indonesia. Indonesia sedang membahas, mau utang atau mau cetak uang baru. Plis... Plis ... jangan lakukan. Utang adalah negatif. Lakukan pemanfaatan yang ada. Ada tanah air Indonesia yang luas. Ada tenaga kerja Indonesia yang saat ini terkena PHK. Tetapi... tetapi jangan melakukan cetak uang juga. Bisa terjadi inflasi.

Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo, yang memiliki panggilan akrab Jokowi telah  mengajak masyarakat Indonesia hidup damai dengan corona hingga vaksin ditemukan. 

Ajakan itu disampaikan melalui video yang diunggah Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden pada tanggal 7 Mei 2020. Damai tidak berarti menyerah, tetapi hidup damai dengan penyesuaian baru.

Perdamaian demi perkembangan ekonomi  akibat ketidakpastian panjang pandemi covid-19. Marilah sambut erat ajakan damai dengan mengencangkan 3 simpul diri.

Bumi Matkita,

Bandung, 16/05/2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun