Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dear Presiden Jokowi

8 Mei 2020   12:08 Diperbarui: 8 Mei 2020   14:27 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay-geralt

Covid-19 dan polio sama-sama tidak ada obatnya. Semua yang terpapar positif bisa sembuh dengan cara meningkatkan daya imun. Penularan yang cepat PDP yang positif perlu diisolasi. Pada covid-19, semua yang terpapar covid-19 menjadi tanggungan pemerintah. Sejak pemeriksaan, isolasi, penyembuhan dan hingga pemakaman. Polio juga sama pengobatan dan vitamin diberikan secara cuma-cua.

Usaha menghentikan penularan yang sangat cepat pada pandemi covid-19, menimbulkan resesi. Bapak sibuk memberikan bantuan sosial (bansos). Ada berbagai bansos. Ada dari pemerintah pusat. Ada  dari pemerintah provinsi. Ada dari  berbagai instansi dan komunitas. Untuk  berbagai kalangan yang memerlukan.

Berbeda dengan covid-19, saya tidak tahu apakah ada resesi atau tidak pada saat pandemi polio dulu. Kata teman almarhum ibu, dulu pada pandemi polio, tidak ada bansos dari pemerintah atau pihak-pihak lain. Tetapi korban pandemi polio yang sembuh mengalami kelumpuhan pada anggota tubuh. Saya yang lumpuh pada kaki kiri, merasakan bantuan yang indah dari pemerintah dalam bentuk adanya YPAC, Yayasan Pemeliharaan Anak Cacat. Disanalah saya dan teman-teman korban pandemi polio bersekolah, belajar hidup. Belajar seperti apa yang dipelajari anak-anak di sekolah umum. Calistung. Sungguh indah bisa baca tulis dan hitung. 

Dulu korban pandemi polio disebut sebagai anak cacat. Sekarang diperhalus dengan sebutan disabilitas. Sekolah di YPAC, selain belajar ada pemeriksaan kesehatan setiap hari, latihan-latihan untuk memperkuat bagian tubuh yang lumpuh  atau  mempertahankan supaya tidak bertambah buruk.  Tujuan untuk sembuh total memang hampir tak mugkin. Tetapi setidaknya saya dan teman-teman bisa hidup semandiri mungkin. Alhamdulillah saya bisa. Sampai sekarang, sampai ada pandemi covid-19, saya tidak termasuk yang memerlukan bansos.

Dear pak Jokowi, 

Tadi mbak Nana menanyakan, kapan negeri ini kembali normal. Dan bapak ingin optimis bulan Juli sudah masuk dalam posisi ringan. Di sini perlu diperjelas definisi normal yang dimaksudkan oleh mbak Nana. Polio sirna karena ditemukannya vaksin oleh dokter Jonas Salk. Vaksin yang dikembangkan sejak tahun 1950, pada awal polio menjadi pandemi. Dan diberikan kepada anak-anak sekolah dasar di Pittsburgh, Pennssylvania, Amerika Serikat pada tahun 1954. Vaksin inipun masih dikembangkan oleh dokter Albert Sabin yang mendapat lisensi pada tahun 1962, dan digunakan di seluruh dunia.

Seperti yang pernah saya tuliskan di Kompasiana, yang judulnya  Pandemi, Persamaan dan Perbedaan Antara Corona dan Polio. Setidaknya sirnanya polio membutuhkan waktu 4 tahun dari sejak awal pandemi polio.

Kalau maksud mbak Nana normal bisa melakukan kegiatan yang membuat resesi sirna, mungkin memang bisa. Dan bapak juga telah menambahkan, asalkan masyarakat memiliki disiplin yang kuat. Jadi tetap cuci tangan--jaga jarak--di rumah saja--tingkatkan imun--gunakan masker. Tetap ada PSBB, walaupun bisa diperlonggar. 

Dear pak Jokowi,

Melihat dari pengalaman polio, sirnanya covid-19 hanya terjadi bila ditemukan vaksin. Sejalan dengan tulisan di halaman utama Kompas Minggu 3 Mei 2020, PBB Desak Penemuan Vaksin Dipercepat.  Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan dunia sedang menghadapi "musuh global" yang berbeda. Sejalan juga dengan yang bapak katakan dalam video yang diunggah Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden pada Kamis (7/5/2020). Kita Harus Hidup Berdamai dengan Covid-19 sampai Vaksin Ditemukan

Tetapi ... tetapi janganlah berdamai pak Jokowi. Marilah tetap memerangi covid-19. Carilah, pilihlah dari putra-putri terbaik Indonesia untuk menemukan vaksin. Tetap berjuang, tetap semangat, seperti perjuangan dan semangat korban pandemi polio menghadapi kehidupan sehari-hari. Salam hangat saya untuk bapak dan keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun