Mohon tunggu...
susi respati setyorini
susi respati setyorini Mohon Tunggu... Guru - penulis

Pengajar yang gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hampers Istimewa

15 Mei 2021   07:33 Diperbarui: 15 Mei 2021   07:59 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wajahmu semringah menenteng sebuah bungkusan. Kamu menunjukkannya pada Surti.

"Parsel dari siapa, Mas?" tanyanya antusias.

"Parsel, parsel. Ini namanya hamper. Jangan norak, deh."

"Oh, iya. Kalau parsel kan pakai keranjang, ya. Kalau ini beda." Mata bulatnya menelisik isi bingkisan.

"Terserah kamulah. Dasar norak!" Kamu ngeloyor masuk kamar membiarkan Surti dengan rasa takjupnya.

Bagi Surti, menerima macam-macam bingkisan hampir setiap hari adalah hal yang membuatnya bahagia. Surti mengeluarkan isinya satu per satu. Mencium aromanya dan mengamati dari berbagai sisi. Selepas buka nanti, dia akan memakannya satu demi satu.

Saat menyantap isi bingkisan, tak jarang dia bertanya padamu nama makanan atau buah yang dijadikan topping.

"Yang kemarin hiasannya buah ijo-ijo. Masem. Yang ini manis ada kelapa mudanya, ada buah item-item. Enak ini, Mas," ucapnya sambil menyendok klapertart. Mulutnya tak berhenti mengunyah.

Kamu pura-pura tak mendengar ocehannya. Segelas teh hangat sudah membasahi kerongkonganmu. Dahagamu telah benar-benar hilang saat tegukan akhir. Disusul sepiring nasi dengan kondimen lauk yang pas.

Surti, gadis dusun yang kamu jadikan istri memang berbeda level dengan Clarisa, mantan kamu. Teman-teman sekantor harus bertanya berulang kali saat kamu memutuskan menikahinya. Apa menariknya Surti di matamu, begitu tanya mereka.

Waktu itu, kamu bilang, Surti spesial. Sikapnya memang terkadang norak, tetapi dia tulus. Mencari perempuan apa adanya seperti Surti mungkin sama seperti mencari jarum di tumpukan Jerami.

Surti masih asyik dengan ponselnya. Hampir setiap hari kamu membawa pulang hamper. Dan sebanyak itu pula Surti mengunggahnya di media sosialnya. Mungkin Surti sedikit ingin pamer, dia mendapat hamper yang menarik seperti orang lain. Dalam setiap caption dia selalu mengucapkan terima kasih pada pemberinya dan menandai akun kamu. Ah, norak memang. Kampungan, katamu. Namun begitu, kamu membiarkan Surti melakukannya.

H-1 lebaran, kamu kembali membawa hamper merah muda. Begitu menerima bingkisan itu, Surti membelalakkan kedua matanya.

"Parsel lagi, Mas? Pingki? Wah, so sweet ...."

"Udah dibilang namanya hamper, ngeyel."

Surti sepertinya tidak ambil pusing protes kamu. Agaknya, dia belum familier dengan kata baru itu. Dan entah mengapa orang kota--terutama kaum berduit--menggunakan istilah baru itu. Kali ini kamu berpikiran sama dengan Surti.

"Ini dari siapa, Mas? Pasti cewek, 'kan? Cake-nya warna pink, kukernya juga pink. Bahkan salad buahnya jadi pink. Aku pernah lihat ini pakai buah naga di sausnya." Tangannya menggapai ponsel, lalu merekam proses unboxing.

Kamu mendadak kaku di tempatmu berdiri. Kamu menggeram pendek, menyesali kealpaanmu membuang nama pengirim di hamper kali ini.

Surti tampak memutar-mutar wadah hamper seperti mencari sesuatu di bagian belakang. Secarik kertas kecil terlipat dibukanya perlahan.

Pengirim:

Penuh cinta, Clarisa.

Airmolek, 14 Mei 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun