"Siapa? Mamang atau Bibi?"
"Jupiter," jawabnya lugu.
Aku sambil melongo mendengar jawabannya. Aku teringat, pernah membaca artikel bahwa binatang pun bisa stres. Namun, mungkinkah tidak betah juga dialami Jupi dan sebangsanya?
Aku hanya tersenyum menanggapi jawaban pria itu. Pilihan kembali padanya. Menemani istrinya bersamaku di rumah ini atau menemani Jupi-nya di rumah.
Baginya mungkin ini pilihan tersulit. Tidak adil rasanya menjadikan Bi Min pilihan. Apalagi disandingkan dengan seekor ayam jago.
Keterlaluan.
Kutinggalkan Mamang dalam kebimbangannya. Aku mendengar ponselku bergetar. Sebuah pesan tanpa nama.
+62823.xxxx.xxxx
Mbak, sudah baca emailku?
Email? Sejak angin kencang dan aliran listrik padam, ponselku mati total. Jaringan internet baru kembali normal esok harinya. Tanganku bergerak membuka email di layar laptop. Ada dua buah email baru. Salah satunya dari Pecundang Cinta. Ah, nama yang aneh. Beberapa lampiran terdapat di dalamnya. Sebuah sinopsis. Aku belum ingin membacanya sekarang.
+62823.xxxx.xxxx