"Kamu datang terlalu malam. Biar aku bantu membersihkan rumahmu," katanya datar. Dia lalu masuk ke rumah tanpa meminta persetujuanku dulu. Aku masih ragu dengan membiarkan lelaki itu berada dalam rumah dan hanya berdua saja.
"Kamu tak perlu takut. Aku cuma mau menolongmu saja. Di sini tidak ada penginapan."
Aku masih bergeming. Tanpa bicara aku masuk dan meletakkan tas bawaanku di atas sofa bertutup kain.
"Kamu ...."
"Aku Galuh, aku tinggal di belakang rumahmu ini," potongnya seolah tahu maksud pertanyaanku.
Di belakang rumah? Bukankah belakang rumah adalah rumah Paman Basman? Aku berbicara sendiri sambil memperhatikan Galuh bekerja.
Dia membersihkan kamar dan membuka kain penutup kasur dan membersihkan sarang laba-laba di plafon kamar. Sekejap saja kamar bersih.
"Letakkan barangmu di kamar. Paling tidak kamu bisa istirahat malam ini," ujarnya tanpa menoleh ke arahku. Dia meneruskan menyapu.
Aku masuk ke kamar. Benar saja, kamar sudah bersih dan aku bisa tidur nyenyak malam ini.
"Aku pamit. Kalau kamu perlu aku, buka pintu belakang," katanya lagi.
"Terima kasih," kataku.