Mohon tunggu...
Sejiwa Sania
Sejiwa Sania Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Man Jadda Wa Jada "Bersungguh - sungguhlah untuk keberhasilan" "Bermanfaatlah untuk kesejahteraan"

Selanjutnya

Tutup

Diary

Belajar Memiliki Sifat Lepas dan Ikhlas

16 Juni 2022   17:32 Diperbarui: 16 Juni 2022   17:33 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

baru-baru ini aku merasa kejanggalan dalam hati

"kenapa rasanya hatiku ini sempit, mudah marah, jengkel, dan tak pemaaf..?"

setelah aku membaca buku The One Skill (Mengubah Hidup dengan Bersikap Lepas) karya dari Leo Babauta, si blogger pencipta Zen Habits, aku mulai menyadari apa yang membuat hati ini terasa sakit dan sempit

sebab aku mengukur sesiapa saja, dan apa saja dengan ukuran ideal dari pikiranku

aku merasa jengkel kepada sahabatku, sebab dia tidak peka terhadap keinginanku

itu karna aku mengukur bahwa sahabat itu harus peka dengan siapa ia bersahabat

aku merasa kecewa dengan orang-orang yang tidak paham dengan keadaanku

sebab aku mengukur bahwa harapanku kepada orang lain itu harus baik

aku merasa sedih ketika barang kesayanganku hilang dan rusak

sebab aku mengukur bahwa apa-apa yang ku punya haruslah ada didekatku dan awet

aku bertengkar dengan adik-adikku sebab perintahku tidak dijalankan olehnya

sebab aku mengukur diriku bahwa aku seorang kakak dan seorang adik haruslah patuh kepada perintah kakaknya

aku durhaka kepada orang tuaku sebab aku menolak permintaannya

sebab aku mengukur diriku bahwa aku juga punya hak untuk menolak

aku membuat ideologi sendiri dalam pikiranku

sehingga aku merasa menderita dengan semua itu

ideologi yang membatasi pikiranku agar tidak menerima kenyataan

yang membatasi bahwa manusia lain pun berhak dimengerti, manusia lain pun punya perasaan

maka...

hari ini aku ingin berdamai dengan diriku sendiri

menerima semua dengan lepas dan ikhlas

tetap menjadi sahabat yang baik dan peka tanpa meminta balas untuk dimengerti

tidak terus berharap kepada apa-apa selain berharap kepada Sang Pencipta

namun, aku juga menerima alamiahnya manusia yang penuh dengan harapan, oleh karenanya aku akan tetap berharap dan menyerahkan harapan itu kepada sang pemilik harapan sesungguhnya...

aku akan belajar lepas dan ikhlas ketika barang-barangku hilang, orang-orang terkasihku meninggalkanku, dan waktu-waktu indahku hanya tinggal kenangan...

aku akan belajar menjadi kakak yang tidak cerewet, mencoba untuk peduli dengan cara yang baik, menasehati dengan kasih sayang, dan menjadi contoh yang baik dengan memulainya dari menciptakan diri yang baik...

aku akan terus mencoba untuk menjadi anak yang berbakti, menuruti semua keinginan baik dari orang tuaku, belajar sabar ketika keinginanku tidak terpenuhi,belajar menerima apa yang diberi dan tidak membanding-bandingkan, menikmati semua masakan yang dimasak oleh ibuku, membersihkan rumah agar terlihat rapi dan bersih, dan belajar sungguh-sungguh agar bisa membahagiakan mereka...

aku akan belajar...

dan aku tidak membatasi bahwa pelajaran ini akan sulit, sebab aku mau mencoba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun