Serta sudah harus memikirkan generasi penerus bangsa yg memiliki jiwa idealis dan nasionalis tinggi bukan malah sebaliknya mengambil "keuntungan" dari Negerinya!!!
Beginilah akibatnya kalau pebisnis diberi tanggungjawab urusan politik pemerintahan, karena yang dipikirkan hanya usaha usaha, cuan-cuan dan berujung kepada konflik kepentingan.
Namun rupanya mungkin Pak Jokowi beranggapan bahwa aktivis muda itu jadul alias ketinggalan zaman, gak keren, terlalu utopis, berbeda dengan para CEO-CEO raksasa start-up tersebut. Tapi melihat tabiat mereka yg terungkap ini (entah apakah ada yg belum terungkap????) Saya ngeri bila suatu saat kelak Bangsa dan Negara yg kaya raya ini dipimpin oleh mereka-mereka itu. Mau dibawa kemana Negeri tercinta ini???
Tetapi Bapak mungkin terlalu sibuk sehingga tidak memberi atensi lebih, dan hanya melihat anak-anak muda yang viral dengan start-up nya, dengan harapan anak muda akan melihat Bapak pro terhadap kalangan milenial. Namun nyatanya?Â
Ketika mereka diberi tugas politik dan pemerintahan acapkali blunder yang mengakibatkan gejolak di pemerintahan dan protes masyarakat, sehingga kami pun mempertanyakan mekanisme atau preferensi Bapak dalam memilih Stafsus Milenial.
Pak Presiden Jokowi yg terhormat, sekali lagi saya ingin mengatakan bahwa Bangsa ini tidak kekurangan orang pintar namun kekurangan orang yang baik, jujur dan memiliki idealisme tinggi untuk memperjuangkan kemajuan Bangsa-nya bukan Perutnya.Â
Selagi bapak masih menjabat ini alangkah baiknya persiapkan generasi-generasi yang baik, jujur dan memiliki idealisme tinggi. Beri ruang mereka sebesar-besarnya bukan malah memberi ruang bagi pebisnis untuk melakukan kerja-kerja politik yang hasilnya malah seperti ini.
Saya memang bukan siapa-siapa, tetapi selaku pendukung Bapak dan kader bangsa yang masih peduli terhadap masa depan bangsa ini, saya berharap Bapak bisa memilih Staf Khusus atau "pembisik" Bapak yang lebih sesuai dengan bidangnya, seorang aktivis muda melek politik bukan aktivis muda abal-abal, sehingga tidak lagi mencampur-adukan antara urusan pemerintahan dan bisnis.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H