Mohon tunggu...
Hasmarini Fakhrunnisa
Hasmarini Fakhrunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hasmarini Fakhrunnisa_22107030084_UINSUKA

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

The Heritage Palace: Keindahan Kerajaan di Solo, Jawa Tengah

22 Mei 2023   18:37 Diperbarui: 22 Mei 2023   18:39 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber dari dokumen pribadi 

Pabrik gula yang berada di Surakarta berdiri pada tahun 1893, memiliki 16 pabrik, salah satunya pabrik gula Kartasura yang sudah ada sejak mula didirikan semua pabriknya, dengan sebutan lain Suikerfabriek Kartasoera. Terdapat dua literatur yang mengungkap asal mula pabrik gula ini yaitu Lijst van Ondernemingen van Nederlandsch Indie dan Serat Wredhatama. 

Dalam Lijst van Ondernemingen van Nederlandsch Indie, pabrik gula ini dibawah pengelolaan maskapai perkebunan Belanda yang bernama Kartaoera Cultuur Matschappij. sementara Serat Wredhatama, menyebutkan adanya PG. Colomadu, PG.Tasikmadu dan PG. Kartasura/Gembongan. 

Pabrik gula dan perkebunan teh dan kopi di Lereng Gunung Lawu dibangun untuk menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Kadipaten Mangkunegara. Terdapat sebuah foto di cerobong yang bertuliskan "Kartasoera 1899" itu melambangkan berdirinya pabrik gula tersebut, akan tetapi sudah terkikis seiring dnegan berkembangnya zaman. 

Dinding bangunan dalam masih tidak mengalami perubahan, tonggak yang masih berdiri kokoh dan atap yang tidak dirubah. The Heritage Palace tidak dilakukan renovasi agar para pendatang bisa melihat bagaimana bentuk asal pabrik gula ini. Akan tetapi cerobong asap pernah mengalami masalah, dan akhrinya cerobong tersebut ditambah agar menambah kesan yang bagus. 

Pabrik Gula ini mengalami pindah kepemilikan yang cukup panjang, mulai dari pemiliki PTPN dan ABRI, dilanjutkan dengan PT.Karep Bojonegoro tahun 1968, kemudian dilanjutkan dengan PT. Pandu Sata Utama, PT. Indonesia Dwi Sembilan, PT. Bentoel, PT. Bat dan PT.Jitu semuanya merupakan pabrik tembakau. 

Setelah berpindah tangan terus menerus, 2016 menjadi miliki PT. Sinar Grafindo yaitu bapak Triono Martono, digunakan sebagai penyimpan kertas dan saat ini pabrik juga berpindah tangan ke PT. Gendhis dan dirubah menjadi objek wisata yaitu The Heritage Palace hingga kini. PT. Gendhis terdiri dari Bapak Ferry, Bapak Dharmawan, dan Bapak Edward. Bangunan yang diluar pagar juga masih bangunan lama yang tidak direnovasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun