Sejenak kemudian. Nhau pergi ke toilet untuk sekedar berkaca dan membasuh muka. tiba-tiba "AAAAAAKKKKKHHHH" terdengar suara teriakan dari gerbong depan. Nhau yang terkejut segera keluar dan mengeceknya.
BUGH! BRAAK! Rusuh . semua orang berlarian ke gerbong belakang. "RRROOOAAARRRR !". tampak binatang besar berbulu itu mengejar Nhau dengan taring bersinar dan kuku tajamnya. Seram.Â
Nhau segera berlari, ia berlari sekuat tenaga. Entah keberapa kalinya ia sial. Pintu di depannya terkunci. Binatang yang entah namanya itu, sebut saja beruang Axas, semakin mendekat. Nhau berbalik. Sekarang jarak mereka hanya tersisa satu gerbong. Nhau berharap ia tidak mati di gigi tajam beruang itu.Â
BRRRHHHH.. beruang jelek itu bernafas galak seperti mengatakan "Matilah kau Nhau".Â
Saat beruang Axas itu melompat hendak mencabik cabik Nhau dengan taringnya. tiba-tiba saja diam. Hening. semuanya berubah jadi Hening. Nhau membuka matanya dan tampak seorang pria berjubah hitam mengambang bak pahlawan. Kulitnya yang sangat putih, tubuh tinggi, rambut hitam, serta pipi tirus nya melengkapi ke-misteriusannya.Â
Siapa pria ini? tanya Nhau dalam hati. Beruang besar tadi sudah membeku di udara, melayang. Tak hanya beruang, semuanya telah berhenti. Bahkan kukis coklat tadi tampak ikut mengembang di udara. Apa yang terjadi. Nhau bingung. Kemana Jo?
Plup. Sesuatu seperti gelembung besar pecah di udara. Nhau sudah berpindah ke sisi gerbong lainnya. Waktu kembali berjalan. Hap! Pria itu melempar sebuah sarung tangan Indah berwarna putih pada Nhau. "Pakai itu, lalu cabut tanduk beruang Axas itu, beruang itu akan lenyap! cepat!" Teriak pria misterius.
"Aku akan mengalihkan perhatiannya, gunakan kekuatanmu juga. Jangan hanya diam!" Pria itu bersorak lagi saat melihat Nhau yang masih bingung termenung diam.
Hap! Hep! Hop! Sat! Set! . Kraak! Nhau dengan cepat berhasil mematahkan tanduk beruang Axas itu. Bugh! tapi telak terlambat beruang itu telah memukul Nhau hingga terlempar ke tanah.
Entah sudah di mana Nhau sekarang. Ia menetap lemas kereta yang sudah hancur, pria berjubah hitam tersenyum simpul, beruang Axas yang perlahan berubah jadi butiran debu yang hangus terbakar. Ia masih sempat melihat sorak-sorak penumpang yang sangat senang beruang jelek itu telah pergi.
Semua perlahan gelap. Hitam. Hening.