Tak hendak diri ini menebar godaan jiwa
Apalagi menancapkan kuku durjana
Tak niat hati ini merajai sukma
Apalagi menjadikan diri penguasa jiwa
Namun saat saat bersama dalam canda..
Saat saat diri bebas menceritakan apa saja
Adalah saat saat yang melegakan jiwa
Saat saat yang melambungkan sukma
Saat saat yang menerbangkan asa ke langit jingga
Menembus awan hitam kelam
Menerjang gegap gempita kilat di angkasa
Merajai semua detik masa penanda jejak bersama
Tak hendak hati ini mengambil darinya
Gempita nadamu yang terdendang bersamanya
Alunan musik romansamu yang tercipta olehnya
Dan apalagi merampas smua detik waktu bahagiamu bersamanya
Namun yang ada hanyalah ingin slalu membersamai mereka
Mempersembahkan apapun yang mampu kupunya
Yang mampu menyunggingkan senyum bahagia mereka
Laksana semua yang ingin kau beri untuk mereka
Serupa pengorbanan jiwa yang kau ikhlaskan untuk mereka
Walau dengan itu rasa bahagiamu tergadaikan jua
 Walau dengan itu lelah dan sakit tak jua kau rasa
Jikapun itu lantas menjadi angkara murka
Sungguh .. tak hendak hati ini meniatkannya
Tak bermaksud merampas kebahagiaanmu bersama mereka
Apalagi membawamu menjauh dari dunia cerah mereka
Serta merampas cinta tulusmu pada mereka
Karna yang ada hanyalah terlimpah rasa
Untuk selalu dan selalu membawamu dalam tawa
Tawa bahagia setiap detik waktu kebersamaanmu
Juga senyum cerah hatimu saat bersama mereka
Perjalanan waktulah yang lantas meraja
Yang menampakkan rasa dalam realita
Membumikan cinta tulus menjadi duka nestapa
Merajakan angkara murka dalam alunan nada
Melahirkan cinta dalam ragam belenggu jiwa
Yang menjadikan Rahwana identik dengan durjana
Walau cinta tulus yang mewarnai sudut jiwa
Karna Ramawijaya tetaplah Ramawijaya
Raja agung yang slalu dipuja
Menafikan keraguannya akan kesetiaan Dewi Shinta
Dan Karna Shinta adalah Shinta
Yang lembut dan sangat mempesona jiwa
Namun diragukan kesetiaan cinta putihnya
Walau sebenar benarnya tetap menjaga kesucian hatinya
Hingga jiwapun dia korbankan sebagai pembuktiannya
Di tengah amukan api yang menjeritkan kidung duka lara di jiwa
Dan cinta tulus Rahwanapun menjadi angkara murka baginya
Satu tanya lantas terlisankan
Adakah Shinta mampu merasakan cinta tulus Rahwana?
Entahlah.. karna smua mengalir dalam jantra kehidupan nyata
Namun tetap tersimpan rapat di kedalaman hati Dewi Shinta
Yang ikut lebur dalam pembuktian kesucian cintanya
Kidung dukacita Rahwana
Yang tertakdirkan sebagai sosok angkaramurka
Selasa Legi, 1 Mei 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H