Sontak kami terpaku
Mengharu biru
Menghitam kelam hati kami
warta duka mewarnai Kamis nan kelam
saudara sehati dan sejiwa kami
Dalam menggelorakan tebaran ilmu
Mendahului kami kembali ke haribaan Illahi Rabbi
Kerana tangan salah satu penerus generasi
Luruh.... Kelam dan mencekam jiwa kami
tak henti hati ini mengumandangkan tanya
gerangan apa yang terjadi dengan generasi pengganti
Kala kita slalu memaksimalkan daya menyemai
Dan menabur benih benih cinta pada negeri
Namun kekerasan hati dan kealpaan menimpali
Hingga akal sehat dan setitikpun rasa cinta
Tak mewarnai hati salah satu anak kami
Tertunduk....
Tak terperikan rasa sedih kami
Yang selama ini mengajak mereka
Mendendangkan lagu cinta negeri
Harus menerima kenyataan yang memilukan hati
Selamat Jalan Pak Guru Budi
Allah lebih menyayangi mu Pak Guru Budi
Satu tekad harus ada di hati kami Pak Guru Budi
Melanjutkan perjuangan Pak Guru Budi
Yang tak henti menabur benih benih cinta untuk generasi
Mengambil hikmah terbaik pengorbananmu
Seraya tak henti meluaskan samudra kesabaran
Untuk tetap terlanjutkannya cita cita mulia
Yang telah kau sematkan dalam jiwa jiwa kami
Mengenang Juang Pak Guru Budi
Yang kembali ke dalam rengkuhan Illahi Rabbi
Kulon Progo, 3 Pebruari 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H