Mohon tunggu...
Riniawati
Riniawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Financial

Mengukur Keberhasilan Ekonomi Syariah: Tantangan dan Prospek di Masa Depan

1 Maret 2023   18:54 Diperbarui: 1 Maret 2023   18:59 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Bismillahirahmanirahim

Hallo readers kali ini kita akan membahas tentang tantangan dan prospek Ekonomi syariah di masa depan tapi sebleumnya kita bahas terlebih dahulu apa sih Ekonomi Syariah itu???

Ekonomi Syariah adalah sistem ekonomi yang didasarkan pada prinsip-prinsip Islam yang terkandung dalam Al-Quran dan hadits. Prinsip-prinsip ini mencakup nilai-nilai moral dan etika Islam, seperti keadilan, keseimbangan, keberdayaan umat, kebersamaan, dan ketidakberpihakan pada pihak tertentu. 

Dalil hukum yang menjadi dasar Ekonomi Syariah adalah Al-Quran dan hadits. Di dalam Al-Quran terdapat banyak ayat yang mengatur tentang masalah ekonomi, seperti zakat, infak, riba, jual beli, dan lain sebagainya. Sedangkan hadits adalah sumber lain yang digunakan untuk menguatkan dan memperjelas ajaran-ajaran dalam Al-Quran. 

Sebagai contoh, dalil hukum tentang jual beli dalam Ekonomi Syariah dapat ditemukan dalam SurahAl-Baqarah : 275

Artinya:"Orang-orang yang memakan (bertransaksi dengan) riba tidak dapat berdiri, kecuali seperti orang yang berdiri sempoyongan karena kesurupan setan. Demikian itu terjadi karena mereka berkata bahwa jual beli itu sama dengan riba. Padahal, Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Siapa pun yang telah sampai kepadanya peringatan dari Tuhannya (menyangkut riba), lalu dia berhenti sehingga apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Siapa yang mengulangi (transaksi riba), mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya".

Selain itu, hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Nasa'i, dan Ibn Majah juga menjelaskan tentang pentingnya bertransaksi dengan jujur dan adil dalam kegiatan ekonomi. Dalam prakteknya, Ekonomi Syariah juga didukung oleh fatwa-fatwa ulama dan lembaga keuangan syariah yang mengacu pada Al-Quran dan hadits sebagai rujukan utama dalam mengambil keputusan ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa Ekonomi Syariah tidak hanya berdasarkan pada prinsip-prinsip Islam, tetapi juga memiliki dasar hukum yang kuat dan jelas.

Selanjutnya kita akan membahas tentang definisi keberhasilan dalam konteks Ekonomi Syariah, readers keberhasilan dalam konteks Ekonomi Syariah yaitu pencapaian tujuan ekonomi yang sejalan dengan prinsip-prinsip Islam yang terkandung dalam Al-Quran dan hadits. Tujuan ekonomi dalam Ekonomi Syariah tidak hanya menghasilkan keuntungan finansial semata, tetapi juga mencakup aspek sosial dan moral dalam kegiatan ekonomi. Dalam Ekonomi Syariah, keberhasilan dapat diukur dengan beberapa indikator, seperti pemerataan ekonomi, kemandirian umat, kualitas hidup, dan kesejahteraan umat. Pemerataan ekonomi dapat dicapai dengan mengurangi kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin, serta memberikan kesempatan yang sama bagi semua orang untuk mengakses sumber daya dan kesempatan ekonomi. Kemandirian umat dapat dicapai dengan meningkatkan partisipasi umat dalam kegiatan ekonomi, seperti melalui koperasi dan usaha mikro. Kualitas hidup dan kesejahteraan umat dapat dicapai dengan menyediakan akses yang memadai terhadap pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.

Keberhasilan dalam Ekonomi Syariah juga dapat diukur dengan memperhatikan prinsip-prinsip Islam dalam kegiatan ekonomi, seperti adil, transparan, dan tidak merugikan pihak lain. Selain itu, keberhasilan juga dapat diukur dengan memperhatikan dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi, serta memastikan bahwa kegiatan ekonomi tersebut tidak merusak tatanan sosial dan alam.

Dengan demikian, keberhasilan dalam konteks Ekonomi Syariah tidak hanya diukur dari aspek keuntungan finansial semata, tetapi juga mencakup aspek sosial, moral, dan lingkungan yang sejalan dengan prinsip-prinsip Islam. 

Adapaun hal yang dapat menjadi Indikator keberhasilan Ekonomi Syariah yaitu:

  • Keadilan dan pemerataan ekonomi: Indikator ini mencakup distribusi pendapatan yang lebih merata dan keadilan dalam distribusi sumber daya ekonomi. Hal ini dapat dicapai dengan mempromosikan usaha mikro, kecil, dan menengah, serta mengurangi kesenjangan ekonomi antara kelompok masyarakat yang berbeda.
  • Kemandirian umat: Indikator ini mencakup partisipasi aktif umat dalam kegiatan ekonomi, seperti melalui koperasi, zakat, infak, dan sedekah. Hal ini dapat membantu mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat, dan meningkatkan kemandirian dan keberdayaan umat.
  • Pengelolaan risiko yang beretika: Indikator ini mencakup kebijakan dan praktek ekonomi yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan, serta menekankan pada prinsip kehati-hatian dan pengelolaan risiko yang bertanggung jawab. Hal ini juga mencakup penghindaran investasi dalam industri yang merusak lingkungan dan menghasilkan produk yang merugikan manusia.
  • Peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan umat: Indikator ini mencakup perbaikan dalam hal kualitas pendidikan, kesehatan, dan akses terhadap pelayanan sosial lainnya. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan akses yang lebih baik bagi masyarakat ke sumber daya ekonomi dan sosial, serta menciptakan lingkungan yang mendukung bagi masyarakat yang lebih sehat dan lebih produktif.
  • Keberlanjutan lingkungan: Indikator ini mencakup kebijakan dan praktik ekonomi yang bertanggung jawab secara lingkungan, dan menekankan pada prinsip kehati-hatian dan pengelolaan sumber daya alam yang bertanggung jawab. Hal ini dapat dicapai dengan menghindari investasi dalam industri yang merusak lingkungan dan menghasilkan produk yang merugikan manusia, serta dengan mempromosikan praktik-praktik ekonomi yang berkelanjutan secara lingkungan.

Readers meskipun terdapat berbagai indikator keberhasilan dalam Ekonomi Syariah, akan tetapi masih terdapat beberapa tantangan dalam mengukur keberhasilan Ekonomi Syariah, antara lain:

  • Kurangnya data yang akurat: Salah satu tantangan dalam mengukur keberhasilan Ekonomi Syariah adalah kurangnya data yang akurat dan terperinci. Hal ini disebabkan oleh kurangnya ketersediaan data, serta kurangnya kerangka kerja yang jelas dan standar dalam mengukur keberhasilan Ekonomi Syariah.
  • Tidak ada konsensus global: Tidak ada kesepakatan global yang jelas mengenai definisi dan indikator keberhasilan dalam Ekonomi Syariah. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam membandingkan hasil dari berbagai negara atau wilayah.
  • Konteks yang berbeda-beda: Ekonomi Syariah berbeda dengan sistem ekonomi lainnya karena didasarkan pada prinsip-prinsip Islam yang unik. Oleh karena itu, tantangan dalam mengukur keberhasilan adalah bagaimana menerapkan kerangka kerja yang cocok untuk setiap konteks ekonomi yang berbeda.
  • Kurangnya pengembangan model: Belum banyak model atau indeks yang dikembangkan khusus untuk mengukur keberhasilan Ekonomi Syariah. Hal ini mempersulit proses pengukuran, karena tidak ada model yang dapat digunakan secara konsisten dan terintegrasi.
  • Kompleksitas faktor-faktor sosial: Ekonomi Syariah memasukkan faktor-faktor sosial, seperti keadilan, kemandirian umat, dan kesejahteraan masyarakat, dalam pengukurannya. Oleh karena itu, pengukuran keberhasilan Ekonomi Syariah menjadi lebih kompleks karena melibatkan banyak variabel yang sulit untuk diukur secara akurat dan terperinci.
  • Kurangnya kesadaran dan pemahaman: Kurangnya kesadaran dan pemahaman tentang Ekonomi Syariah juga menjadi tantangan dalam mengukur keberhasilan. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip Ekonomi Syariah, serta kurangnya dukungan dari masyarakat dan pelaku bisnis.

Selain yang telah dijelaskan diatas Ekonomi Syariah dan Ekonomi Konvensional memiliki perbedaan dalam prinsip-prinsip dasar yang digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Berikut adalah perbandingan antara keberhasilan Ekonomi Syariah dan Ekonomi Konvensional:

  • Tujuan akhir: Tujuan akhir dari Ekonomi Syariah adalah menciptakan kesejahteraan masyarakat dengan cara yang berlandaskan pada prinsip-prinsip syariah, sedangkan tujuan akhir dari Ekonomi Konvensional adalah menciptakan keuntungan finansial.
  • Pengambilan keputusan: Ekonomi Syariah mengutamakan keadilan dan kemanfaatan bersama dalam pengambilan keputusan ekonomi, sedangkan Ekonomi Konvensional lebih fokus pada profitabilitas.
  • Sumber keuangan: Ekonomi Syariah menggunakan sumber dana yang halal dan tidak melanggar prinsip-prinsip syariah, sedangkan Ekonomi Konvensional tidak memiliki pembatasan dalam sumber dana yang digunakan.
  • Produk keuangan: Produk keuangan dalam Ekonomi Syariah didasarkan pada prinsip-prinsip syariah dan tidak melibatkan riba, gharar, dan maysir, sedangkan produk keuangan dalam Ekonomi Konvensional menggunakan bunga dan spekulasi.
  • Fokus pada aspek sosial: Ekonomi Syariah lebih memperhatikan aspek sosial dalam pengambilan keputusan ekonomi, seperti kesejahteraan masyarakat dan lingkungan, sedangkan Ekonomi Konvensional lebih fokus pada keuntungan finansial dan pertumbuhan ekonomi.

Dalam hal keberhasilan, dapat dikatakan bahwa keberhasilan Ekonomi Syariah diukur tidak hanya dari segi keuntungan finansial semata, tetapi juga mencakup aspek keadilan, kesejahteraan masyarakat, dan lingkungan. Sementara keberhasilan Ekonomi Konvensional lebih banyak diukur dari segi profitabilitas dan pertumbuhan ekonomi. 

Nah readers sekarang kita bahas tentang prospek pengembangan Ekonomi Syariah di Indonesia. Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan Ekonomi Syariah, mengingat mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020, jumlah penduduk Muslim di Indonesia sebanyak 224,8 juta jiwa atau sekitar 84,5% dari total penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 265,2 juta jiwa. 

Berikut ini beberapa prospek pengembangan Ekonomi Syariah di Indonesia:

  • Potensi pasar yang besar: Dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi pasar yang besar untuk produk dan layanan keuangan berbasis syariah.
  • Dukungan pemerintah: Pemerintah Indonesia memberikan dukungan aktif dalam pengembangan Ekonomi Syariah dengan membuat berbagai kebijakan yang memudahkan dan memperluas akses produk dan layanan keuangan berbasis syariah.
  • Peningkatan kesadaran masyarakat: Semakin banyak masyarakat Indonesia yang menyadari keuntungan dan kelebihan Ekonomi Syariah, sehingga permintaan terhadap produk dan layanan keuangan berbasis syariah semakin meningkat.
  • Pertumbuhan industri halal: Pertumbuhan industri halal di Indonesia semakin pesat, baik dalam sektor makanan, minuman, kosmetik, dan farmasi. Hal ini memberikan peluang bagi pengembangan Ekonomi Syariah di Indonesia, khususnya di sektor keuangan dan investasi.
  • Peran lembaga keuangan syariah: Lembaga keuangan syariah di Indonesia semakin berkembang dan memberikan alternatif bagi masyarakat dalam berinvestasi dan mengakses layanan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Dalam hal ini, pemerintah Indonesia terus berupaya untuk memperluas dan memperkuat industri Ekonomi Syariah, termasuk dengan memperbaiki infrastruktur keuangan syariah, meningkatkan literasi keuangan syariah, dan mendukung pertumbuhan pasar keuangan syariah. Dengan potensi yang besar dan dukungan pemerintah, Indonesia memiliki prospek yang cerah dalam pengembangan Ekonomi Syariah di masa depan. 

Readers apa sih upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keberhasilan Ekonomi Syariah di Indonesia??? 

Upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keberhasilan Ekonomi Syariah di Indonesia antara lain:

  • Peningkatan literasi keuangan syariah: Dalam rangka meningkatkan keberhasilan Ekonomi Syariah, masyarakat perlu memiliki pemahaman yang baik tentang prinsip-prinsip syariah dan produk-produk keuangan syariah yang tersedia. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan literasi keuangan syariah, baik melalui program pendidikan formal maupun non-formal.
  • Penguatan infrastruktur keuangan syariah: Infrastruktur keuangan syariah yang kuat dan berkembang akan membantu meningkatkan aksesibilitas dan kualitas produk dan layanan keuangan syariah. Pemerintah perlu memperkuat infrastruktur keuangan syariah, termasuk dengan memperkuat peran lembaga keuangan syariah, seperti bank syariah, asuransi syariah, dan reksa dana syariah.
  • Peningkatan kerjasama antar lembaga keuangan syariah: Dalam rangka meningkatkan keberhasilan Ekonomi Syariah, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kerjasama antar lembaga keuangan syariah. Kerjasama ini dapat dilakukan dalam bentuk konsolidasi, penggabungan, atau akuisisi antara lembaga keuangan syariah, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing industri keuangan syariah.
  • Pengembangan produk keuangan syariah inovatif: Untuk meningkatkan keberhasilan Ekonomi Syariah, perlu dilakukan pengembangan produk keuangan syariah inovatif yang dapat menarik minat masyarakat, seperti produk keuangan syariah berbasis teknologi (fintech) dan produk keuangan syariah berbasis investasi sosial dan lingkungan.
  • Pengembangan industri halal: Pengembangan industri halal yang semakin pesat di Indonesia dapat menjadi peluang bagi pengembangan Ekonomi Syariah, terutama di sektor keuangan dan investasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk memperkuat keterkaitan antara industri halal dan industri keuangan syariah.
  • Dukungan kebijakan pemerintah: Pemerintah perlu memberikan dukungan aktif dalam pengembangan Ekonomi Syariah dengan membuat berbagai kebijakan yang memudahkan dan memperluas akses produk dan layanan keuangan berbasis syariah, serta mendukung pertumbuhan pasar keuangan syariah.

Dengan melakukan upaya-upaya tersebut, diharapkan Ekonomi Syariah di Indonesia dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian Indonesia secara keseluruhan.

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa Ekonomi Syariah memiliki prospek yang cukup baik untuk dikembangkan di Indonesia. Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk Muslim di Indonesia yang cukup besar, potensi pasar Ekonomi Syariah di Indonesia juga semakin besar.

Namun, untuk dapat meningkatkan keberhasilan Ekonomi Syariah di Indonesia, perlu dilakukan berbagai upaya seperti peningkatan literasi keuangan syariah, penguatan infrastruktur keuangan syariah, pengembangan produk keuangan syariah inovatif, dan dukungan kebijakan pemerintah.

Selain itu, Ekonomi Syariah juga memiliki perbedaan dengan Ekonomi Konvensional, khususnya dalam hal prinsip-prinsip dan tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, dalam mengukur keberhasilan Ekonomi Syariah perlu mempertimbangkan indikator yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan tujuan yang ingin dicapai. Meskipun masih terdapat beberapa tantangan dalam mengembangkan Ekonomi Syariah di Indonesia, namun dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, diharapkan Ekonomi Syariah dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi yang positif bagi perekonomian Indonesia secara keseluruhan.

Note: Bila ada kesalahan silahkan disampaikan karena penulis sangat menerima kritik dan saran, terimakasih semoga bermanfaat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun