Mohon tunggu...
Pendidikan

WCU dan RI 4.0 Bukanlah Solusi, Pendidikan Tinggi Butuh Kepemimpinan Khilafah

7 Mei 2019   05:45 Diperbarui: 7 Mei 2019   06:06 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia adalah  makhluk ciptaan Allah Subhanahuwata'ala dan  yang dimuliakan. Baik karena memiliki bentuk fisik yang indah, maupun karena dianugerahi akal fikiran. Allah subhanahu wata'ala berfirman dalam Al Quran Surat Al Isra, Ayat 70 yang artinya, "Sesungguhnya Kami memuliakan anak cucu Adam (manusia)..".  Sementara  negara, yakni khilafah merupakan satu-satunya metode pelaksanaan paradigma Islam tersebut.  Yang didefiniskan Syaikhul Islam Taqiyyudin An Nabhani rahimahullah dalam kitab Syakhshiyyah jilid dua sebagai berikut, "Khilafah adalah kepemimpinan umum bagi seluruh kaum muslimin di dunia untuk penegakan hukum-hukum Islam, dan pengembanan dakwah islam ke seluruh alam."

Normalisasi Fungsi Pendidikan Tinggi

Kepemimpinan khilafah sebagai pelaksana syari'ah Islam secara kaafah, terutama sistem politik dan sistem ekonomi Islam, merupakan kunci kesuksesan dalam memampukan pendidikan tinggi  berfungsi mewujudkan tujuan-tujuan vitalnya.   Khususnya pada  aspek kurikulum yang berlandaskan pada aqidah Islam, pembiayaan berbasis baitul maal dengan anggaran mutlak, arah dan perta riset berbasis politik dalam dan luar negeri, dan politik industri berbasis industri berat.  Di samping dukungan sejumlah strategi bagi penguasaan tercepat sain teknologi terkini, dengan berbasis pada politik dalam dan luar negeri negara khilafah.  

Di antara fungsi terpenting pendidikan tinggi adalah bertujuan memperkuat kepribadian Islam para mahasiswa sehingga mereka menjadi para pemimpin, penjaga dan pelayan berbagai persoalan umat.  Seperti, memastikan pelaksanaan Islam sebagai way of  live, mengoreksi kepemimpinan, mengemban dakwah, dan menghadapi ancaman-ancaman yang membahayakan eksistensi dan persatuan  umat. 

Fungsi penting berikutnya adalah penghasil berbagai gugus tugas pengurus kepentingan-kepentingan vital umat dengan paradigma yang sahih. Seperti menjamin pemenuhan kebutuhan pangan, air bersih, perumahan, keamanan, dan kesehatan secara kuantitas tanpa mengabaikan aspek kualitas. Di samping itu, pendidikan tinggi juga berfungsi menghasilkan secara memadai para dokter, insinyur, guru, perawat dan berbagai profesi lain untuk mengurusi urusan umat termasuk para paakar penyusun program jangka pendek dan jangka panjang. 

Demikian pula, tujuan sebagai penghasil riset dasar dan terapan  terkini pada berbagai aspek kehidupan seperti kesehatan, pertanian,  industri, dan keamanan.  Sehingga negara mandiri dalam mengelola urusan dalam dan luar negerinya.  Di samping adanya koreksi total terhadap pemanfaatan teknologi digital, segala internet, kecerdasan buatan, angkutan tanpa pengemudi.  Agar semua kemajuan teknologi tersebut memberikan dukungan sepenuhnya untuk kesejahteraan, kemuliaan insan dan kemudahan dalam melakukan keta'atan kepada Allah subhahanu wata'ala.

Di bawah kepemimpinan khilafah, setiap individu publik dapat mengakses pendidikan tinggi berkualitas terbaik secara mudah dengan biaya murah bahkan cuma-cuma. Di bawah kepemimpinan khilafah pendidikan tinggi  dan riset di negeri ini beserta negeri-negeri muslim lainnya akan menjadi mercusuar yang mencerdaskan dan menyejahterakan dunia, mengungguli pendidikan tinggi dan riset negara-negara kafir di barat dan di timur dalam segala aspek.  Sementara para insan akademik benar-benar berada dalam kemuliaan yang Allah janjikan, "..niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antara mudan orang-orang yang diberi ilmu beberap derajat...". (Terjemahan Al Quran Surat Al Mujadalah, Ayat 11). 

Semua ini benar-benar terjadi selama puluhan abad, sebagaimana diabadikan oleh tinta emas sejarah.  Negeri-negeri Islam adalah satu-satunya pusat perhatian para cendikiawan dan kaum terpelajar.  Pendidikan tinggi seperti yang terdapat di Cordova, Kairo, Bagdad, Damaskus, Iskandariah memiliki pengaruh yang amat besar dalam menentukan arah pendidikan dunia (An Nabhani, T.  Nizomul Islam.  Hizbut Tahrir. 2001).   Sungguh  masa keemasan  itu akan berulang, khilafah akan kembali menjadi pemimpin dunia dalam waktu dekat,  insyaa Allah. "Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya." (Terjemahan Al Quran Surat Al Fatir, ayat :10). 

Rini Syafri  

(Doktor Biomedik, Pengamat Kebijakan Publik)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun