Setiap Industri atau perusahaan pasti berharap produk atau layanan yang dihasilkan bisa mencapai zero defect. Konsep zero defect atau tanpa cacat ini dapat meningkatkan kualitas mutu suatu produk atau layanan.
Namun, Apa itu zero defect? Apakah setiap industri atau perusahaan bisa menerapkan konsep zero defect? Bagaimana menerapkannya? Nah, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dibahas secara detail. Untuk itu, yuk simak penjelasan selengkapnya dibawah ini.
Konsep Zero Defect pertama kali dikenalkan oleh salah satu tokoh mutu yaitu Philip B. Crosby dalam bukunya "Absolutes of Quality Management". Konsep tersebut merupakan sumbangan ide Crosby tentang mutu yang kontroversial. Pemikiran ini menjadi suatu komitmen agar selalu sukses dan mampu menghilangkan kegagalan.
Dikutip dari ocbc.id, Minggu (31/03/2024), Zero Defect adalah konsep dalam suatu industri yang menginginkan tidak adanya kecacatan (defect) pada setiap proses produksi. Hal ini berarti bahwa konsep zero defect mengharuskan industri untuk memperbaiki produk atau layanannya dari awal, sehingga nantinya akan terhindar dari cacat, kualitas produk akan meningkat, dan mampu menghemat biaya.
Kenapa Sulit Diterapkan Pada Industri Layanan?
Penerapan konsep tanpa cacat (zero defect) pada industri pelayanan akan sangat sulit dibandingkan pada industri produk. Dalam industri layanan, sangat sulit untuk menjamin suatu layanan tanpa adanya kecacatan.Â
Salah satu alasannya yaitu karena dalam industri layanan sering melibatkan manusia, yang mana manusia bisa saja membuat kesalahan dalam pelaksanaannya. Kemudian, kualitas layanan sulit diukur secara objektif.Â
Contohnya setiap pelanggan memiliki presepsi yang berbeda terhadap pelayanan yang mereka dapatkan, ada yang puas terhadap layanan yang diberikan dan ada juga yang tidak puas.
Meskipun demikian, zero defect merupakan tujuan yang penting bagi setiap industri dan perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk atau layanan. Selain itu, dikutip dari simplilearn.com, Minggu (31/03/2024) bahwa tanpa cacat (zero defect) bukan berati harus menghasilkan produk atau layanan yang sempurna, tapi berkaitan dengan keadaan dimana pemborosan dihilangkan, cacat dikurangi, dan mampu mempertahankan standar kualitas tertinggi dalam proyek.