Mohon tunggu...
Rindu Aprilia
Rindu Aprilia Mohon Tunggu... Guru - Pecandu rindu

Mengenang keusangan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Komentarnya Soal Menulis

23 Desember 2018   18:13 Diperbarui: 23 Desember 2018   18:25 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kemudian kembali.

Belum ada pengunjung pagi itu. Aku sibuk membaca beberapa tulisan yang terlihat dan terjangkau. Karena asyiknya, aku tak menyadari, jika di sebelahku sudah tiba seorang lelaki yang ternyata sedang berdiri di sebelah kursiku,

"Suka nulis juga rupanya", salahnya ramah. Wajahnya yang menawan itu membuatku biasa saja, sebab ia adalah adik kelasku.

"Lumayan", menatapnya sejenak, lalu kembali ke laptop.

Kami berbincang-bincang banyak soal dunia tulis-menulis, bahkan sampai kepada soal bayaran. Hingga tanpa kusadari, sifat burukku keluar,

"Ya nggak seberapa sih dapetnya", keluhku.
Ntahlah, mungkin memang ia adalah sosok yang bijak, dengan ringannya ia berkata,

"Kalau di dunia tulis menulis mah, jangan ngarep banyak-banyak mbak. Asalkan seneng aja, pasti bakalan jalan terus. Tapi kalau orientasinya duit mulu, pasti cepet nggak betahnya", ~ katanya. 

Yes. Hatiku membenarkan perkataannya. Yah, setidaknya bisa dijadikan acuanlah. Sekedar menjalankan hobi, yang dibayar, meski nggak banyak~ auwoooooo

~itu pendapatnya~ berbeda boleh loh ya. Semua orang bebas berpendapat~ 

Jogja. Rindu. 22 Desember 2018..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun