Dengan gerak yang masih gontai, aku bersiap-siap hendak mandi, dan menyiapkan segala keperluan bekerja.
Tak ada yang istimewa hari itu, sama seperti hari-hari yang lalu. Jikapun ada hari istimewa, hari itu adalah hari ketika aku ditelpon oleh ayah atau ibu dari rumah. Sederhana sekali bukan?Â
Yah, karena memang orang rumah mengajarkan hal paling sederhana dalam hidupku.
Usai berkepentingan di kamar, aku mulai menyusuri jalan dengan si Paulo, nama motor yang diberikannya oleh sang pemiliknya.Â
Jalan di kota ini, jika sudah mulai pukul tujuh lebih lima belas, ia akan lengang. Hanya akan ramai ketika pagi sebelum jam tujuh, dan sore. Maklum,Â
pagi adalah jamnya anak-anak ke sekolah, dan orang-orang bekerja, sementara sorenya adalah jam mereka kembali.Â
Kususuri jalan demi jalan dengan santai. Sebab tak perlu waktu lama untuk sampai di tempat kerjaku.Â
Kuparkirkan kendaraanku di tempat biasa. Tempat yang menurutku akan dingin ketika cuaca di luar panas.Â
Kakiku mulai melangkah ke perpustakaan. Belum ada orang di sana. Penjaganya masih belum datang.
Kunyalakan laptop, kusambungkan ke internet, lalu kubuka platform biasa aku menulis.
Usai kubuka, kakiku menuju ke pintu, lalu mengubah tulisan "close" di pintu menjadi "open".