Perubahan pola pikir mungkin dapat dilakukan, yaitu menjadikan Ayah ASI sebagai bentuk perwujudan cinta yang tulus dari seorang lelaki kepada istri dan anaknya. Dengan menjadi Ayah ASI, tentunya istri akan semakin bersyukur dan bertambah sayang kepada suaminya karena telah memberikan dukungan moral maupun material dalam berjuang bersama memberikan yang terbaik bagi buah hati mereka. Peran Ayah ASI juga dapat mempererat bonding antara ayah dan anaknya, sebagaimana ikatan yang terbentuk antara ibu dan bayi pada saat menyusui.Â
Betapa indah rasanya jika sang ayah juga selalu dirindukan oleh anaknya sama seperti anak selalu merindukan ibunya. Kelak, di saat anak sudah beranjak dewasa dia bisa mengenang bahkan dengan bangga dapat bercerita kepada orang lain tentang perjuangan ayah menemani bundanya dalam memberi persembahan cinta terbaik bagi kehidupan masa kecilnya. Bukankah menjadi kebanggaan anak, merupakan impian setiap ayah? Di penghujung Bulan ASI Nasional ini, saya berharap semakin banyak para ayah dan calon ayah dapat mengambil peran sebagai suporter bagi para ibu pejuang ASI di dunia ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H