Mohon tunggu...
muhamad rindraalpian
muhamad rindraalpian Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

olahraga dan konten politik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aksesibilitas Kurang, Ketahanan Pangan Desa Sindangratu Terancam

23 Juni 2024   17:00 Diperbarui: 23 Juni 2024   23:39 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: diolah langsung oleh penulis

Sehingga dalam hal ini perlu adanya peranan negara dalam menanggulangi potensi kerawanan pangan di Desa Sindangratu baik melalui pemerintah daerah maupun melalui dinas-dinas terkait. Permasalahan pangan merupakan isu global maupun nasional yang harus menjadi focus utama pemerintah, sebab apabila suatu daerah ketahanan pangannya tidak terjamin maka akan tercipta kerawanan pangan yang tentu saja berdampak negative bagi kesejahteraan masyarakat. Stunting di Indonesia yang masih menjadi isu hangat sehingga melalui Perpres 72/2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting menargetkan prevalensi stunting di tahun 2024 ditekan hingga 14%. Kerawanan pangan akan berkontribusi banyak terhadap kenaikan jumlah stunting di Indonesia.

Data Survei Gizi Indonesia (SSGI) per-2022 angka prevalensi stunting di kabupaten Lebak masih sebesar 26,2%, menempati urutan ketiga se-Provinsi Banten. Adanya korelasi antara ketahanan pangan dengan stunting selain berhubungan dengan aspek supply dan acces, stunting juga dipengaruhi oleh aspek consumption, pola konsumsi masyarakat yang heterogen dengan masih mengandalkan beras ebagai pokok utama juga mempengaruhi pertumbuhan stunting. Perlu adanya divergency pangan sehingga masyarakat dapat memperoleh nutrisi dan gizi dari beragam jenis makanan.



LANGKAH TERUKUR KEDEPAN UNTUK MENANGANI PERMASALAHAN 

Pentingnya peranan negara dalam potensi kerawanan pangan di Desa Sindangratu baik melalui pemerintah daerah maupun melalui dinas-dinas terkait. Pemerintah dapat memetakan permasalahan yang dialami masyarakat dengan adanya diskusi dengan berbagai stakeholder terkait sehingga dapat ditawarkan suatu solusi. Penulis dalam hal ini mencoba memberikan masukan sebagai bahan pertimbangan dan kajian bagi penanggulangan permasalahan aksesibilitas pangan yang ada di Desa Sindnagratu antara lain Pertama, dalam urusan akses fisik berupa jalanan desa yang buruk, seharusnya pemerintah daerah melalui pemerintah desa harus menfokuskan perbaikan infrastruktur jalan agar mempermudah aksesibilitas serta mobilitas masyarakat, meningkatnya mobilitas masyarakat tentu akan berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi desa. Alokasi dana desa ataupun bantuan keuangan daerah semestinya dapat diprioritaskan untuk memeperbaiki infrastuktur jalan yang rusak. Kedua, dalam akses jarak terhadap pusat perdagangan yaitu pasar, jarak terhadap pasar yang jauh membuat akses pangan masyarakat menjadi terganggu. Ada beberapa opsi yang dapat menjadi tawaran solusi. Pemerintah daerah dapat melakukan pemerataan akses pasar dengan membangun pusat perbelanjaan baik pasar ataupun sejenisnya dengan jarak yang relative dekat dengan lokasi desa, akses pasar yang memadai ini tentu tidak hanya dinikmati oleh masyarakat Desa Sindangratu saja, namun juga dapat dirasakan oleh desa-desa tetangga yang nasibnya sama terkait akses pasar yang jauh. Opsi kedua adalah penyediaan transportasi umum yang menjangkau desa, tidak semua masyarakat desa memiliki kendaraan pribadi, kasus di Desa Sindangratu dan wilayah desa sekitranya tidak dilalui oleh angkutan umum. Maka ini dapat menjadi solusi bagi warga untuk menjangkau akses pasar dengan transportasi yang memadai dan murah.

KESIMPULAN

permasalahan terkait pangan menjadi suatu hal yang sangat penting untuk segera di selesaikan oleh pemerintah, baik pemerintahan tingkat desa, kecamatan, kabupaten, provinsi hingga nasional. Permasalahan terkait pangan ini memiliki impack yang sangat besar dalam hal pertumbuhan penduduk, terutama di bidang kesehatan. Pemerintah harus mampu menganalisis permasalahan terkait pangan di setiap daerah serta memberikan suatu keputusan berupa penyelesaian masalah terkait ketahanan pangan ini. Seperti halnya yang permasalahan mengenai ketahanan pangan yang terdapat di desa Sukaratu kabupaten Lebak yakni terdapat permasalahan terkait akses pangan dan konsumsi pangan. Yang dimana suatu daerah dapat dikatakan sebagai daerah yang tahan akan pangan harus mampu memenuhi tiga indikator ketahanan pangan yakni supply atau ketersediaan pangan, akses pangan, serta konsumsi pangan.

Permasalahan terkait ketahanan pangan yang terdapat di Desa sukaratu ini yang berkaitan dengan akses dan konsumsi dapat diselesaikan dengan pembangunan infrastruktur jalan yang memadai sehingga memudahkan masyarakat desa sukaratu dalam melakukan pendistribusian hasil bumi mereka untuk peningkatan perekonomian serta memudahkan masyarakat Sindangratu dalam mengakses pangan, selain itu mengingat kondisi pusat perbelanjaan yang terbilang cukup jauh untuk dijangkau, solusi lainnya yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah pembangunan pusat perbelanjaan atau pasar rakyat, hal ini dilakukan agar masyarakat mudah dalam mengakses pangan serta dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Selain dari kedua hal ini pemerintah juga dapat mengambil keputusan berupa penyediaan transportasi umum yang dapat di jangkau oleh masyarakat desa dalam memudahkan aktivitas trasportasi masyarakat setempat. Selain dari permasalahan terkait akses masayarakat dalam mengakses pangan, terdapat pula permasalahan terkait konsumsi yaitu tentang pengelolaan bahan pangan yang bergizi seimbang. Dalam hal ini pemerintah dapat mengambil solusi berupa pendidikan pengelolaan pangan atau sosialisasi dalam pengelolaan pangan bergizi seimbang. Selain itu karena mengingat masyarakat yang mayoritas adalah lulusan SD pemerintah harus mampu meningkatkan tingkat pendidikan didesa terkait atau sekitarnya, agar dapat meningkatkan sumberdaya manusia yang mumpuni dan mempunyai pengetahuan yang luas. Dalam hal ini perbaikan akses dan juga tingkat pendidikan akan mampu menopang terkait ketahanan pangan lokal, karena dengan adanya akses dan pendidikan yang baik maka perekonomian masyarakat akan meningkat, dengan meningkatnya perekonomian masyarakat ini akan meningkatkan daya minat masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya terutama berkaitan dengan pangan yang menjadi bahan pokok mereka sehingga akan memberikan dampak positif terhadap desa, dan akan sangat mungkin untuk desa menjadi desa yang memiliki ketahanan pangan.

DAFTAR RUJUKAN

An-nur.ac.id. (2023). Ketahanan Pangan: Pengertian, Aspek, Indikator, Strategi dan Sistem. Diakses pada 16 Juni 2024. Dari https://an-nur.ac.id/blog/ketahanan-pangan-pengertian-aspek-indikator-strategi-dan-sistem.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun