Mohon tunggu...
muhamad rindraalpian
muhamad rindraalpian Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

olahraga dan konten politik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aksesibilitas Kurang, Ketahanan Pangan Desa Sindangratu Terancam

23 Juni 2024   17:00 Diperbarui: 23 Juni 2024   23:39 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: diolah langsung oleh penulis
sumber: diolah langsung oleh penulis

Berdasarkan data dari Sekertaris Desa Sindangratu (Bpk. Yusuf Habibullah) saat ini jumlah penduduk yang berpenghuni di Desa Sindangratu sebanyak 4,536 jiwa per-2023. Sebagian besar penduduknya hanya tamatan Sekolah Dasar (SD) dan. Masyarakat Desa Sindangratu banyak yang mengandalkan hasil tani dan berternak sebagai mata pencaharian utama mereka karna kondisi tanah yang sangat subur dapat diandaikan, jika anda membuang biji buah dibelakang rumah maka biji tersebut dapat betumbuh menjadi tunas tanpa perlu perhatian. Desa Sindangratu merupakan desa yang memiliki potensi dalam menghasilkan produk pertanian seperti padi dan hasil perkebunan seperti kelapa. Dengan kondisi tersebut dapat di lihat dari penggunaan lahan yang mayoritas lahan adalah persawahan. dan perkebunan.

Ketahanan pangan di Desa Sindangratu kab Lebak dapat dikatakan aman atau memenuhi terkait ketersediaan pangannya, apabila dilihat dari suddut pandang ketahanan panganan local, hal ini dikarenakan kondisi geografis desa yang mendukung akan hasil pertanian seperti padi, umbi-umbian atau pangan lainnya yang berasal dari hasil bumi. Akan tetapi ketahanan pangan bukan hanya berbicara tentang pemenuhan ketersediaan bahan makanan pokok seperti beras yang dihasilkan dari hasil pertanian, pangan juga berbicara tentang pemenuhan gizi masyarakatnya yaitu dikenal dengan istilah empat sehat lima sempurna yang didalamnya terkandung karbohidrat, protein, vitamin dan zat lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Dari kondisi yang terdapat di desa Sindangratu masih belum dapat dikatakan belum aman apabila dilihat dari indikator lainnya terkait ketahanan pangannya, hal ini dikarenakan beberapa hal yang menjadi penghambat dalam memperoleh predikat tahan terhadap pangan, seperti eksebilitas pangan yang masih menjadi hambatan utama dalam memperoleh pangan dan konsumsi terhadap pangan.

Aksebilitas terhadap pangan di desa Sindangratu kabupaten Lebak menjadii salah satu permasalahan masyarakat dalam mengakses pangan, hal ini dikarenakan oleh infrastruktur jalan yang masih belum layak atau dapat dikatakan rusak, selain itu berkaitan dengan jarak desa Sindangratu dengan pusat perbelanjaan yaitu pasar tradisional yang terbilang jauh. Sehingga dengan kondisi jalan rusak dan pusat perbelanjaan untuk mengakses pangan yang jauh, masyarakat menjadi kesulitan dalam mengakses pangan serta menurunkan daya minat masyarakat dalam mengakses pangan. Aksebilitas terhadap pangan menjadi satu hal yang sangat penting dan haus segera diatasi, selain pada permasalahan terkait akses pangan, aksesbilitas yang berkaitan dengan insfrastruktur juga akan berdampak pada perkembangan perekonomian masyarakat di desa Sindangratu, yang dimana insfrastruktur jalan yang belum memadai akan mempersulit masyarakat dalam melakukan aktivitas pekerjaan mereka, yang dimana masyarakat yang mayoritas bekeja sebagai petani, maka hal ini akan berkaitan dengan pendistribusian hasil pertanian masyarakat sehingga hal ini tentu akan berdampak pada perekonomian di desa sindangratu.

Selain dari aksebilitas terhadap pangan, indicator lainnya juga masih bermasalah di desa Sindangratu yaitu berkaitan dengan konsumsi, sepertihalnya yang telah dijelaskan diatas yaitu indicator konsumsi adalah kemampuan masyarakat dalam mengelola pangan sehingga mampu memenuhi nilai gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, kondisi masyarakat sindangratu yang mayoritas masyarakatnya yang masih kebanyakan adalah lulusan sekolah dasar (SD) kerapkali mereka kurang memperhatikan terhadap pemenuhan nilai gizi perihal makanan yang mereka konsumsi, hal ini menjadi suatu permasalahan karena akan berimbas pada baik atau tidaknya pertumbuhan penduduk yang selanjutnya berdampak pada kesehatan masyarakatnya. Isu terkait konsumsi pangan menjadi isu yang sangat penting hal ini berkaitan dengan isu global yaitu isu stunting. Isu global yang masih berkembang dewasa ini adalah stunting, dimana terjadi karena faktor kurangnya pemenuhan gizi bagi anak-anak dalam proses bertumbuh. Stunting dapat terjadi salah satunya disebabkan oleh pola konsumsi masyarakat yang salah.

AKSESIBILITAS PANGAN DESA SINDANGRATU

Salah satu aspek dari ketahanan pangan menururt WHO yakni aksesibilitas pangan, berbicara mengenai aksesbilitas di Desa Sindangratu ada beberapa hal yang menjadi catatan dari segi aksesibilitas pangannya. Pertama akses jarak masyarakat yang sulit dalam menjangkau pasar. Apabila masyarakat ingin mengakses pangan yang paling ideal adalah menuju pasar, sebab pasar merupakan sarana yang setidaknya memadai bagi masyarakat-masyarakat perdesaan dalam mengakses pangan yang beraneka ragam baik dari jenis maupun nilai gizinya. Jarak Desa Sindangratu dengan pasar terdekat dapat dikatakan cukup jauh yakni berjarak kurang lebih 12 km. Kedua, permasalahan lainya terkait aksesibilitas yakni akses fisik berupa jalan. Tidak hanya jarak yang jauh menuju pasar, masyarakat yang ingin menuju pasar pun sangat kesulitan karena kondisi medan jalanan yang tidak layak, jalanan desa menuju jalur utama sepanjang 6 km masih berupa tanah bercampur bebatuan jelas makin menyulitkan akses warga terhadap pasar. Kemudian masih terkait akses fisik dalam hal bekerja, mayoritas masyarakat Desa Sindangratu berprofesi sebagai petani dan pekebun sebab didukung oleh kondisi geografis alam sekitar. Untuk akses masyarakat yang ingin pergi bertani/berkebun juga membutuhkan effort lebih, mereka tidak bisa menggunakan kendaraan umum, akses satu-satunya ialah berjalan kaki sejauh 1-3 km, melalui jalan yang licin karena tanah merah, perlu melalui kebun karet dan kebun durian terlebih dahulu untuk mencapai sawah/kebun.

Gambar 2. Jalanan rusak di sindangratu

sumber: Google Maps
sumber: Google Maps

Secara potensi sumber daya desa Sindangratu memang cukup baik, seperti kondisi tanah yang subur memudahkan masyarakat untuk bertani dan berkebun, komoditas pangan yang ditanami disana seperti padi, durian, rambutan, manggis, dan kelapa. Namun terdapat kekurangan dalam mengelola dan menginovasikan hasil bumi sebagai potensi ekonomi kreatif. Petani cenderung langsung menjual hasil buminya ke luar, hal ini menjadikan nilai jualnya tidak bernilai tinggi, kebanyakan masyarakat desa yang berprofesi sebagai petani adalah para orang tua, jarang terlihat anak muda yang berprofesi serupa, Tak hanya itu, lagi-lagi terkait akses jalan yang tidak memadai disana juga menyulitkan petani untuk menjual hasil panen ke luar. Begitupun para warga desa lain yang memerlukan mobilisasi untuk mengakses pasar untuk membeli kebuthunan sehari-hari juga sangat sulit. Jarak pasar terdekat dengan desa Sindangratu yakni Pasar Bayah berkisar kurang lebih 12 km. sulitnya akses menuju pasar sehingga beberapa masyarakat hanya mengandalkan tukang sayur atau lauk keliling. Permasalahan aksesbilitas pangan inilah yang berpotensi mengancam ketahanan pangan masyarakat Desa Sindangratu.

Buruknya aksesibilitas di Desa Sindangratu tidak hanya mengancancam ketahanan pangan saja. Buruknya aksesibilitas mempengaruhi kualitas sumber daya manusia (SDM) disana anak-anak dan remaja yang tinggal disanan membutuhkan usaha lebih untuk mencapai sekolah mereka terutama jika bersekolah disekolah favorit yang terletak dijalan utama mereka harus menuruni bukit dengan jalanan yang rusak. Hal ini, membuat tingkat motivasi belajar mereka menurun banyak dari mereka memilih untuk tidak melajutkan Pendidikan dan ikut bekerja dengan keluarga mereka menjadi buruh kasar ataupun merantau keluar dari desa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun