Pertama, SDM Pemimpin dan komponen manusia dalam organisasi haruslah kompeten, peka dan bersikap terbuka, proaktif, kritis, kreatif, inovatif, intuitif dan inspiratif serta siaga. Komponen SDM Pemimpin dan manusia organisasi seperti ini harus memiliki kesadaran diri akan hakikat, sifat, sikap dan tindakan siaga berkesadaran atas diri serta situasi peradaban yang berubah pada Abad XXI.
Kesadaran diri seperti ini meneguhkan Pemimpin dan bawahan untuk menetapkan, menyikapi serta mematutkan diri mengadaptasi memanajemeni perubahan secara dinamis. Kesiagaan Pemimpin ini ditandai dengan keandalan menjawab tantangan perubahan mengelola dan mengimplentasi faktor disrupsi peradaban secara relevan pada semua lini.
Kedua, Menanggapi dan mengelola aspek disrupsi dari pengaruh aspek peradaban yang terus berkembang sebagai bagian dari inovasi teknologi. Pengelolaan aspek disrupsi peradaban ini menuntut penguasaan aspek disrupsi serta pemanfaatannya secara berkesinambungan.
Aspek disrupsi peradaban ini melibatkan faktor teknologi, komunikasi, sosial, kultural, ekonomi, perdagangan, politik, militer, pertahanan, pendidikan, ekologi, kependudukan, ketahanan hidup dan sebagainya yang saling mempengaruhi akibat dari perkembangan serta kemajuan temuan teknologi serta unsur lain yang terkait. Aspek disrupsi peradaban ini harus disikapi secara sadar serta siaga untuk menanggapi, mengisi mengatasi ketertinggalan agar tidak tersisih dalam perjalanan dan siarah sejarah.
Ketiga, Aspek disrupsi peradaban khususnya perkembangan inovasi teknologi kompleks dan ekstra canggih harus dikuasai, dikendalikan dan dimanajemeni serta dimanfaatkan secara tepat. Tindakan ini harus dilakukan secara antisipatif responsif guna menyikapi serta meresponi perubahan yang terteiger oleh kreativitas serta inovasi temuan yang terus berkembang pesat pada Abad XXI.
Keempat, Menyikapi aspek disrupsi dalam peradaban Abad XXI dengan pendekatan entrepreneurship. Pendekatan entrepreneurship ini menjelaskan tentang adanya "pemimpin dan kepemimpinan yang berorientasi kepada entrepreneurship dengan kemandirian tinggi" yang adaptif serta siaga.
Kepemimpinan dan Pemimpin Entrepreur dengan kemandirian tinggi seperti ini menegaskan tentang adanya Pemimpin dan komponen SDM bawahan yang visioner dengan visi besar yang dinamis ditopang keberanian tinggi, "berani berpikir, berani bersikap dan berani bertindak memakai cara khusus sehingga membawa hasil sukses yang signifikan serta optimal" menjawab tantangan kecepatan perubahan peradaban Abad XXI.
Kepemimpinan mandiri ini menegaskan tentang adanya sikap dan orientasi budaya kualitas unggul yang mampu menjembatani "produk organisasi dan dunia kerja serta konsumen" dengan manajemen yang terbuka, lugas dan berjejaring yang mengungguli persaingan.
Kelima, Mengelola aspek disrupsi dalam peradaban dari perspektif Kultural Sosial khusus dengan menghadirkan penanggapan perubahan dan tantangan yang besar. Di sini, aspek disrupsi dari peradaban terhadap faktor kultutal sosial ini memperihatkan adanya kecepatan perkembangan yang membawa perubahan signifikan dan dominan pada segala bidang serta lini kehidupan.
Kecepatan perkembangan ini menuntut adanya sikap yang "auto dynamic respond" (tanggapan oto dinamis) sehingga terciptanya penanggapan yang memadai menjawab setiap dan semua tantangan perubahan yang menghadirkan disrupsi.Â
Pengelolaan aspek disrupsi seperti inilah yang akhirnya meneguhkan kepemimpian untuk berdiri tegak di atas persaingan. Kepemimpinan seperti ini menampakkan adanya tanda keunggulan dengan kekuatan kesiagaan menanggapi dan memanfaatkan setiap aspek disrupsi dalam peradaban dengan benar, baik dan sehat.