Mohon tunggu...
Rindang Yuliani
Rindang Yuliani Mohon Tunggu... Editor - Blogger dan Penulis

Blogger di www.rindangyuliani.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apakah Hubunganmu dengan Orang Lain Sudah Membuatmu Nyaman?

16 Maret 2020   14:41 Diperbarui: 16 Maret 2020   14:45 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.rindangyuliani.com

Jika jawaban dari pertanyaan di atas adalah belum atau tidak, mungkin hubunganmu dengan dengan orang lain saat ini bukan merupakan hubungan yang kamu inginkan. Orang lain tersebut bisa siapa saja, mulai dari orangtua, saudara, teman, kakek, nenek, paman, bibi, sahabat, hingga pasangan.

Apapun yang membuatmu tidak nyaman seharusnya bisa disingkirkan, termasuk hubungan dengan orang lain. Jangan mau berada dalam ketidaknyamanan. Kita bisa memilihnya agar merasa lebih baik. bukan sebuah keegoisan jika kita mengutamakan kenyamanan di sendiri dalam interaksi sosial. Jika keadaan tersebut dapat membuat kita merasa lebih baik, mengapa tidak?

Jangan lakukan sesuatu hanya karena orang lain menginginkan kita melakukan itu. Terdengar mudah bagi para pembangkang. Tapi ada banyak orang baik hati di dunia ini. Kamukah salah satunya? Yang tidak enak hati jika tidak melakukan apa yang orang lain pinta meskipun sebenarnya kamu tak suka.

  • Hati-hati dengan Sired Bond

Sired Bond secara harfiah bisa diartikan sebagai ikatan kekuasaan. Ini adalah jenis hubungan antara satu orang dengan orang lainnya di mana seseorang bertindak sebagai 'pemerintah' dan yang satunya sebagai 'pelaksana'. Contoh nyata dari sired bond ini adalah orang yang sedang menjadi budak cinta (bucin).

Ikatan ini juga tidak hanya terbatas pada hubungan antar lawan jenis, tapi juga mungkin terjadi pada hubungan lain seperti pertemanan, atasan-bawahan, atau apapun. Hubungan dengan dominasi satu orang di dalamnya seperti ini tentu tidak sehat. Jika orang yang mendominasi dalam hubungan tersebut mengatakan sesuatu maka orang yang lain mau tidak mau harus melakukan hal tersebut.

Meski kadang orang yang ada di dalam hubungan tersebut tidak sadar sedang berada dalam ikatan tak sehat ini, tetap saja itu tidak baik. Apalagi bagi yang sadar, sebaiknya segera menetralkan hubungan tersebut agar bisa berjalan selayaknya hubungan yang sehat.

Evaluasi lagi apakah hubunganmu dengan orang lain termasuk tipe sired bond. Akan ada selalu yang diuntungkan dan dirugikan seperti hubungan predator dengan mangsanya. Bukankah sejatinya dalam sebuah hubungan itu terdapat timbal balik saling membantu dan melengkapi. Take and give. Saling membahagiakan.

Sangat berbahaya jika hubungan seperti ini diteruskan. Siklus yang sama akan terus berulang. Kesalahan akan terus diulangi untuk kemudian dimaafkan kembali. Hingga tak ada kemajuan dan hati selalu tersiksa.

  • Toksik dalam Keluarga

Meskipun hubungan darah tidak bisa dikikis, tapi penting bagi kita untuk menjaga jarak dengan anggota keluarga yang tidak cocok dengan kita. Apalagi jika tipe keluarga kamu adalah keluarga besar yang sudah banyak bercabang-cabang dan beranak pinak. Di antara semua itu terkadang ada saja yang punya sifat menjengkelkan. Atau meskipun sifatnya baik tapi hanya tidak cocok dengan kita, tidak ada salahnya untuk tidak terlalu sering bertemu mereka.

Cara terbaik untuk menghindari toksik dalam keluarga adalah dengan mengurangi frekuensi bertemu dengannya. Jika terlalu sering bertemu tidak mustahil akan ada gesekan. Dengan menjaga jarak kita juga dapat menjaga hati agar tidak sering mengeluh. Hal ini merupakan hal positif yang dapat membuat keseharian kita menyenangkan.

Toksik seperti ini bukan hanya ada pada keluarga sebenarnya. Namun jika orang lain yang punya ketidakcocokan dengan kita, akan sangat mudah untuk menghindarinya. Secara alami kita tidak akan senang berdekatan dengan si empu diri. Nah di dalam keluarga hal tersebut lebih sulit dihindari.

Jika memang tidak bisa menjauh, ambil langkah agar orang yang bersangkutan bisa berubah menjadi ke arah yang lebih baik. Kamu punya alasan yang kuat untuk mengubahnya karena kamu punya ikatan keluarganya.

  • Fokus pada Apa yang Bisa Kamu Ubah

Fokus pada apa yang kita bisa ubah. Jangan paksakan orang lain atau sesuatu di luar diri kita untuk berubah tapi buatlah dirimu sebagai bagian dari solusi. Jika hubunganmu dengan orang lain masalahnya adalah komunikasi, terutama keluarga, coba ubah kebiasaan komunikasimu kepada mereka.

Jika kamu terlahir dari keluarga yang tidak banyak bicara, cobalah untuk mulai banyak bercerita tentang sesuatu yang kamu lakukan pada hari itu. Yakin deh meski sepertinya orangtua atau saudaramu tidak berkomentar banyak, tapi sebenarnya mereka menyimpan ceritamu dalam memori mereka. Harapannya di masa yang akan datang mereka pun akan bercerita banyak kepadamu sehingga komunikasi dua arah adalam keluarga akan berjalan lancar.

Jika masalahmu dengan rekan kerja misalnya adalah keburukan dia. Menghindar adalah cara yang terbaik. Jangan menuntut ia berubah kecuali kalian memang sudah cukup dekat.

Di lain sisi mungkin kita yang harus memperbaiki sikap dan sifat kita agar dunia juga lebih ramah kepada kita. Jangan terlalu ngoyo, yang penting kamu sudah mengubah apa yang kamu bisa. Sisanya biarkan dunia yang bekerja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun