Penyakit hati dalam Islam bukanlah penyakit hati yang menyangkut kesehatan jasmani seperti penyakit liver, hepatitis, sirosis, dan lain sebagainya. Tetapi penyakit hati disini adalah penyakit dalam aspek ruhani.
Penyakit hati atau penyakit qalbu (bahasa Arab) adalah penyakit atau gangguan yang ada pada qalbu dan perasaan manusia. Penyakit ini bisa mempengaruhi perilaku dan perbuatan seseorang. Apabila hatinya baik atau sehat maka akan baik pula prilaku dan akhlaknya. Namun apabila hatinya rusak atau kotor maka akan buruk pula prilaku dan akhlaknya.
Nabi Saw bersabda, "Alaa wa inna fil jasadi mudghah. Idzaa shaluhat shaluhal jasadu kulluhu, waidzaa fasadat fasadal jasadu kulluhu, Alaa wahiyal qalbu." Artinya, ketahuilah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah qalbu" (HR. Bukhari dan Muslim).
Macam Penyakit Hati
Penyakit hati merupakan sifat atau perbuatan tercela yang dilarang oleh agama Islam, tetapi sangat disukai oleh syaitan. Penyakit hati seringkali tidak disadari oleh orang yang mengindapnya, tetapi mudah dikenali oleh orang lain yang mengenalinya.
Sedikitnya ada enam macam penyakit hati, yaitu (1) sombong, (2) ujub, (3) riya' (4) gibah, (5) iri-dengki, & (6) marah. Â Untuk lebih mudah mengingatnya keenam penyakit hati itu disingkat "SUR-GIM", yaitu: Â
Pertama, Sombong (takabur). Â Sombong adalah perasaan membanggakan diri dan memandang rendah orang lain. Rasulullah bersabda: "Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia." (HR. Muslim). Kondisi yang berpotensi membuat sifat sombong antara lain adalah kekayaan, jabatan, kecantikan, kegagahan, dan kepandaian.
Kedua, Riya' (pamer). Â Riya' adalah niatan dalam beramal bukan karena Allah tetapi ingin dipuji orang lain. Riya' merupakan kebalikan dari ikhlas. Seseorang yang melakukan perbuatan amal shaleh karena riya' (tidak ikhlas karena Allah) maka ia tidaklah mendapatkan pahala di sisi Allah.
Ketiga, Ujub (merasa sholeh). Ujub adalah perasaan mengagumi/membanggakan diri sendiri dalam beribadah. Sifat ujub harus dihindari karena sifat ini bisa mengurangi bahkan menghilangkan pahala ibadah seseorang. Ujub juga bisa menjerumuskan seseorang kepada sifat takabur (sombong).
Keempat, Iri-dengki (hasad dan hasud). Iri berarti tidak senang melihat kelebihan orang lain, sedangkan dengki merupakan wujud amarah karena perasaan iri. Â Dampak paling besar dari sifat iri-dengki adalah hancurnya tali persaudaraan, serta menimbulkan kebencian dan permusuhan. Dalam Islam kita boleh iri terhadap 2 hal, yaitu orang yang dikaruniai ilmu lalu diamalkan, serta orang yang dikaruniai harta lalu disedekahkan (hadis).
Kelima, Ghibah (bergunjing), yaitu prilaku suka membicarakan aib orang lain untuk tujuan provokasi (kebencian). Berghibah merupakan perbuatan tercela dan berdosa besar. Rasulullah bersabda, "Seorang laki-laki yang berzina lalu bertobat, maka Allah bisa langsung menerima tobatnya. Namun pelaku ghibah tidak akan diampuni sampai dimaafkan oleh orang yang dighibahnya,'" (HR At-Thabrani).