Kalimasada kemudian menjadi rebutan Antara negeri Imanta dan negeri Amarta. Adipati Karna yang juga berhasrat memiliki jimat tersebut menusuk Petruk dengan keris pusaka yang ampuh yaitu Kyai Jalak, Petruk pun mati seketika.
Atas kesaktian ayahnya (Gandarwa), Petruk dihidupkan lagi. Kemudian ayahnya tersebut ingin menolong Petruk dengan berubah wujud menjadi Duryudana.
Ketika Karna bertemu Duryudana jimat kalimasada diserahkan kepadanya. Betapa terkejutnya Karna mengetahui telah diperdaya oleh Gandarwa. Tetapi jimat tersebut oleh Gandarwa telah diserahkan kembali kepada Petruk, dan dia menasehati kalau menghadapi musuh Petruk agar jimat tersebut diletakkan di atas kepalanya.
Ternyata setelah jimat tersebut diterapkan sesuai anjuran ayahnya, Petruk menjadi sangat sakti tidak mempan senjata apapun. Karna pun yang ingin merebut kembali jimat Kalimasada dapat dikalahkannya.
Tak terasa akhirnya Petruk terpisah dengan tuannya Bambang Irawan. Petrukpun mengembara, semua negara ditaklukkannya termasuk negara Ngrancang Kencana Loji Tengara. Petruk menjadi raja disana dan bergelar Prabu Welgeduwelbeh. Sedangkan raja yang asli menjadi bawahannya.
Ketika akan mewisuda dirinya, semua raja negara bawahan yang ditaklukkannya hadir termasuk Astina. Yang tidak hadir adalah Pandawa, Dwarawati, dan Mandura.
Setelah Pandawa dan Mandura dikalahkan, akhirnya Prabu Welgeduwelbeh menjadi penguasa di jagad raya pewayangan. Petruk yang dulunya sebagai abdi para satriya Pandawa termasuk Prabu Kresna, raja Dwarawati kini keadaan menjadi berbalik, Prabu Kresna dan Pandawa jadi anak buahnya.
Prabu Welgeduwelbeh bertindak sewenang-wenang dan berperilaku semaunya sendiri (Adigang Adigung Adiguna.) Â Melihat kenyataan yang sudah sangat keterlaluan itu, akhirnya Raja Dwarawati (Prabu Kresna) menyerahkan hal ini kepada Semar, penasehat bagi para raja Pandawa.Â
Semar sesungguhnya memiliki kesaktian yang tinggi, ia adalah putra dari Sang Hyang Tunggal bernama Bambang Iswaya, dan mengubah nama menjadi Semar Bradanaya ketika diturunkan ke bumi.
Semar mengutus Gareng dan Bagong untuk mengatasi Prabu Welgeduwelbeh. Â Terjadilah peperangan yang sangat seru antara Prabu Welgeduwelbeh dengan Gareng dan Bagong. Â Perangan tidak segera berakhir karena belum ada yang menang dan belum ada yang kalah, sampai ketiganya berkeringat.
Gareng dan Bagong akhirnya bisa mengenali bau keringat saudaranya Petruk dan yakin bahwa orang yang mengajak bertarung itu sesungguhnya adalah Petruk, maka mereka tidak lagi bertarung kesaktian tetapi malah diajak bercanda, berjoget bersama, dengan berbagai lagu dan tari.