6. Â Sugih Tanpa Bandha, Sekti Tanpa Aji-Aji (Menjadi kaya tanpa harta kekayaan. Menjadi sakti tanpa ajian). Â Maknanya bahwa orang kaya itu bukanlah orang yang banyak harta tetapi orang yang besar jiwanya. Sedangkan orang bisa menjadi hebat dan kuat itu tidaklah dengan mantra tetapi dengan ilmu.
7. Lembah manah lan Andhap asor. Dalam bahasa jawa pengertian "lembah manah"Â dan "andhap asor" Â mempunyai pengertian yang mirip, yaitu bersikap rendah hati dan sopan santun. Â Filosofi ini bagai pepatah: "Seperti ilmu padi, kian berisi kian merunduk" artinya: semakin tinggi ilmunya semakin rendah hatinya; kalau sudah pandai jangan sombong, selalulah rendah hati. Â Dalam Islam sikap luhur seperti itu dikenal dengan istilah "tawadhu".
8. Â Mati sakjeroning urip (mati di dalam hidup). Maknanya, jalan menuju pulang (kematian) itu adalah jalan yang harus ditapaki oleh seseorang sejak sekarang. Sejak hidup di dunia ini, kita sudah diseru untuk merenungi (dan mempersiapkan bekal) kematian. Â Hal itu bisa dilakukan dengan cara bersemedi, atau dalam khasanah Islam adalah berkhalwat dan berdzikir, yaitu memutuskan hubungan dengan masalah masalah duniawi untuk bertafakur, Â tadabur dan tasyakur.
9. Â Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan (Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri; Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu).
10.  Becik ketitik - Ala ketara (Perbuatan baik akan ketahuan, perbuatan buruk akan terungkap).  Maknanya bahwa bagaimanapun juga perbuatan yang baik maupun yang jahat pasti akan terungkap juga. Maka selalulah untuk berbuat baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H