Maka tidak jarang, hal ini dapat memberikan pengaruh juga kepada guru sendiri termotivasi untuk lebih meningkatkan pelayanannya kepada peserta didik saat kegiatan belajar mengajar.
Tidak ada profesi yang jeda istirahatnya panjang, selain dari menjadi seorang guru. Menjadi seorang guru tugasnya mengajar di kelas dengan jam yang dibatasi. Setelah habis jam pelajarannya, guru dapat beristirahat sambil membuat sesuatu yang dibutuhkan dalam pembelajaran.Â
Siapa orang yang tidak mau bekerja seperti ini, dengan banyak istirahat, gaji yang didapat senada dengan para pekerja-pekerja yang jam istirahatnya relatif sebentar. Hal inilah yang menjadi salah satu dasar, menjadi guru adalah profesi yang menyenangkan.
- Guru selalu dihormati oleh masyarakat
Profesi guru dalam benak masyarakat ialah orang yang mengerti segalanya. Sekalipun ia tidak paham politik, maka masyarakat akan menganggap guru sebagai orang yang paham politik, dan tidak jarang dijadikan narasumber diskusi politik dengan masyarakat. Sejatinya guru paham akan segalanya, maka profesi ini sangat dihormati oleh masyarakat luas.
- Guru banyak stok keselamatan
Mengapa guru memiliki banyak stok keselamatan?, karena setiap peserta didiknya setiap bertemu mendoakan gurunya supaya selamat (Assalaamu alaikum: keselamatan bagimu).
 Selain dari ucapan dimohonkan keselamatan, diikuti dengan mencium tangan guru. Jika setiap peserta didik memohonkan keselamatan untuk gurunya, maka jika dihitung, banyak siswa yang memohonkan keselamatan. Keselamatan yang bersifat umum, dan jadi investasi bagi gurunya.Â
Sementara itu, dari sekian peserta didik yang memohonkan keselamatan bagi gurunya, banyak siswa yang memiliki hati, pikiran, dan tindakan yang mulia.Â
Doa dari peserta didik inilah yang menyebabkan doanya tidak terhijab. Dengan demikian, maka jelaslah seorang guru memiliki stok banyak keselamatan.
Guru bukan sekedar profesi yang mendapatkan gaji guna menghidupi kehidupannya, tapi guru sebagai penentu nasib bangsa. Ketika Jepang di bom kota besarnya Nagasaki dan Hiroshima yang mereka tanyakan, berapa jumlah guru?, artinya guru sebagai tolak ukur pembangun peradaban. Kita kembalikan kepada diri kita pribadi khususnya yang berprofesi sebagai guru, karakteristik bangsa yang seperti apa yang telah kita bangun sebagai pahlawan tanpa tanda jasa yang sering dinyanyikan oleh peserta didik kita di waktu upacara bendera setiap hari senin.
      Setidaknya hari ini dan esok, sosok guru mesti lebih menjadi orang tua kedua peserta didiknya, bukan hanya memfasilitasi ketika mereka belajar, tetapi masuk ke dalam dunia mereka, apa yang mereka butuhkan, apa yang dapat dikembangkan dari dalam diri mereka, serta mampu memprediksi bentuk insan seperti apakah mereka di masa depan.Â
Kendati demikian, tanggung jawab moral sebagai guru yang digugu dan ditiru sangatlah berat. Harapan besar kita yang menjadi guru selalu memberikan yang terbaik untuk masa depan mereka, "Guruku Pahlawanku".