Mohon tunggu...
Rina Nazrina
Rina Nazrina Mohon Tunggu... lainnya -

good books, good friends, good life :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perang yang Bukan untuk Menang

19 Agustus 2011   13:58 Diperbarui: 3 Mei 2016   16:17 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sedang Superman, aslinya adalah Superman. Ia terlahir sebagai Superman, dengan kekuatan super, dan sejak bayi sudah datang ke bumi dengan jubah merah-biru berlambang huruf S itu. Ia justru 'menyamar' menjadi Clark Kent, wartawan nerd yang lemah, penakut dan bukan siapa-siapa itu.

Sekarang pertanyaannya, yang manakah pemuda Indonesia?

Apakah kita terlahir sebagai orang yang lemah dan penakut lalu setelah dewasa kita berubah jadi pemberani dan superhero?

Ataukah kita sejak lahir sudah berkekuatan super dan punya misi mulia di atas bumi ini, lalu ketika beranjak dewasa, kita malah berubah jadi manusia lemah dan penakut dan hanya memikirkan diri sendiri?

[caption id="attachment_130356" align="aligncenter" width="300" caption="beritabali.com"][/caption]

Pendahulu-pendahulu kita yang jelas telah menorehkan catatan sifat-sifat super dalam sejarah. Dari mulai jaman Gajah Mada, Sultan Malaka, Raden Patah, Sultan Hasanudin, Sultan Ageng, lanjut ke jaman pemberontakan Pattimura terhadap Belanda, Pangeran Diponegoro, Teungku Cik di Tiro, Dewi Sartika, Tjokroaminoto, hingga masuk ke jaman proklamasi kemerdekaan, pemuda-pemuda Sarekat Islam, Boedi Oetomo, dan banyak lagi yang lain-lain yang tak mungkin saya tulis satu per satu, baik yang diabadikan namanya di buku sejarah maupun tidak, yang terus-menerus berjuang (meski tanpa kepastian akan menang, tapi toh tetap keukeuh terus melakukan perlawanan).

[caption id="attachment_130357" align="aligncenter" width="201" caption="gimonca.com/sejarah"][/caption]

Merekalah pemuda-pemuda berkekuatan super dari Indonesia.

Lalu apakah kita akan 'mempergunakan' kekuatan super ini untuk berani melanjutkan perjuangan mereka 'memerdekakan' Indonesia dari segala bentuk penjajahan versi modern? Atau kita memilih seperti Clark Kent saja, yang tidak mau mengaku super dan bersembunyi di balik meja dan koran. Memikirkan untung rugi perusahaan sendiri saja.

[caption id="attachment_130359" align="aligncenter" width="300" caption="menteridesainindonesia.blogspot.com"][/caption]

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun