E-Commerce di Indonesia
Sejak beberapa tahun terakhir, platform e-commerce mulai marak dan berkembang cepat di Indonesia. E-Commerce (electronic commerce) atau yang biasa disebut dengan perdagangan elektronik atau e-dagang yaitu penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang, dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya.
Berdasarkan data dari GlobalWebIndex, Indonesia merupakan negara dengan tingkat adopsi e-commerce tertinggi di dunia pada tahun 2019. Sebanyak 90% dari pengguna internet berusia 16 hingga 64 tahun di Indonesia pernah melakukan pembelian produk dan jasa secara online.
Mengutip dari laporan iPrice, tiga besar e-commerce yang mendominasi pasar Indonesia adalah Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak. Posisi puncak pun masih dipegang oleh Tokopedia. Meskipun hanya beroperasi di Indonesia, jumlah transaksi Tokopedia mencapai lebih dari Rp 18 triliun per bulan, yaitu setara dengan total transaksi per bulan Shopee di seluruh negara Asia Tenggara dan Taiwan.
Tokopedia juga berhasil mencatatkan kunjungan bulanan (Monthly Web Visits) tertinggi di Indonesia, dengan rata-rata lebih dari Rp 140 juta kunjungan per bulan. Di sisi lain, Shopee berhasil menempati posisi kedua dengan 90,7 juta kunjungan. Bukalapak, Lazada, dan Blibli masing-masing menempati posisi tiga, empat, dan lima. Dengan segala fitur-fitur diferensiasi dan kelebihannya, masing-masing e-commerce mempunyai daya tarik tersendiri bagi penggunanya.
Gratis Ongkir Jadi Magnet Belanja
Salah satu keuntungan membeli barang melalui platform e-commerce adalah adanya tawaran promo yang menggiurkan bagi banyak calon pembeli. Hingga saat ini, promo yang ditawarkan oleh masing-masing e-commerce juga semakin beragam. Seperti misalnya penawaran diskon dengan persentase tertentu, diskon ongkir, gratis ongkir, harga yang sama pada semua produk, bonus hadiah tertentu, voucher, cashback dan lain sebagainya.
Saat ini, gratis ongkos kirim (ongkir) menjadi salah satu pertimbangan utama pembeli (customer) dalam berbelanja pada e-commerce. Pembeli bisa saja memilih online shop pada e-commerce yang mempunyai harga sedikit lebih mahal namun menawarkan fitur gratis ongkir. Dalam definisinya, ongkos kirim merupakan biaya yang harus dibayarkan oleh pembeli untuk jasa pengiriman produk yang dibelinya.
Besaran nilai yang harus dibayarkan tentunya berbeda, sesuai dengan berat produk, lokasi pembeli dan jasa pengiriman yang dipilih. Selain itu, parameter lain yang sering dipakai dalam penentuan harga ongkir adalah dimensi barang. Hal inilah yang membuat ongkos kirim menjadi lebih mahal. Menyadari hal ini, sebagian besar e-commerce kini berlomba-lomba menawarkan bebas ongkos kirim ini untuk menggaet semakin banyak pembeli.
Dalam pantauan Indonesia E-commerce Association, beberapa pemain e-commerce di Indonesia seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, Lazada dan Blibli sering menyelenggarakan program gratis ongkir pada momen-momen tertentu. Program gratis ongkir akan selalu memegang peran tersendiri untuk membeli hati konsumennya.
Cuitan Netizen dari Berbagai Wilayah di Nusantara
Media sosial selalu memiliki peran penting dalam penyebaran informasi serta membangun opini publik secara luas. Percakapan mengenai suatu topik pada media sosial bukan hanya sebagai alat bantu untuk pemasaran, akan tetapi juga sebagai data yang diharapkan bisa mewakili isi kepala penggunanya dalam membicarakan suatu topik tertentu.
Dengan memanfaatkan data percakapan dari Twitter, berikut data olahan dari Drone Emprit Academy pada tanggal 9 Maret 2020 hingga 16 Maret 2020 mengenai topik bahasan gratis ongkir pada e-commerce.
- Pulau Jawa memiliki jumlah populasi terbesar jika dibandingkan dengan lainnya
- Akses terhadap media sosial dan koneksi internet di luar Pulau Jawa lebih rendah dibandingkan Pulau Jawa
- Tidak ada ketertarikan pada topik ini
- Akses terhadap e-commerce di luar pulau Jawa masih rendah
Sentimen terhadap Gratis Ongkir e-Commerce dan Kecenderungan Pengguna
Menurut Drone Emprit Academy mengenai cuitan yang mengandung topik “gratis ongkir e-commerce” menujukkan 3 kategori sentimen pengguna, yaitu positif, negatif, dan netral. Dari grafik di bawah ini menunjukkan cuitan bersentimen positif sebanyak 67%, sedangkan sentimen kategori negatif 10%, dan netral sebanyak 23%.
Pengelompokkan ke dalam kategori positif adalah banyaknya kata positif yang terkandung dalam cuitan tersebut. Hal ini juga berlaku sebaliknya. Dari presentase ini dapat diperoleh kesimpulan bahwa bahwa banyaknya respons positif dari pengguna twitter terkait penerapan gratis ongkir dalam e-commerce ini.
Misal untuk “joy” terdapat kata “senang, bahagia, dll”. Secara agregat, emosi yang paling dominan ialah joy dan fear, dengan joy lebih dominan. Hal ini menggambarkan pengguna twitter merasa senang atau joy dengan adanya promo gratis ongkir ini.
Di lain sisi, kata yang paling banyak muncul dalam cuitan mengenai topik ini terlihat pada gambar 7, dimana kata yang paling sering muncul memiliki ukuran huruf yang lebih besar dibanding lainnya. Kata “Shopee” menjadi kata paling banyak terdapat pada topik ini. Tidak heran, karena Shopee merupakan salah satu platform e-commerce yang sering menyediakan program gratis ongkir bagi penggunanya.
Bahkan jika produk tersebut tidak mempunyai harga diskon sekalipun, calon pembeli akan merasakan seolah-olah ia seperti memberi barang secara langsung.
Walaupun dalam penerapannya diskon gratis ongkir terkadang masih mempunyai syarat dan ketentuan tertentu, misalnya minimal jumlah pembelian dan wilayah geografis. Memang tidak mudah membangun infrastruktur yang merata di seluruh wilayah Indonesia. Hal inilah yang menjadi pekerjaan rumah bagi e-commerce dan pemerintah.
Analisis, Kesimpulan, dan Saran
Salah satu daya tarik yang ditawarkan e-commerce adalah menawarkan gratis ongkir. Bisa dikatakan semua bisnis online pernah menerapkan cara ini untuk menarik perhatian pembeli dan mendongkrak minat belanja.
Meskipun kebijakan ini menguntungkan pembeli dan penjual yang membuka lapak pada e-commerce tersebut, bukan berarti hal tersebut diberikan secara gratis begitu saja. Bagaimanapun juga, tidak ada bisnis yang mau merugi tanpa perhitungan yang matang. Berikut beberapa syarat dan ketentuan yang menyertakan gratis ongkir:
- Tidak permanen, hanya digunakan dalam jangka waktu yang terbatas
- Memiliki ketentuan
- Meskipun terkdang berlaku untuk seluruh wilayah di Indonesia, namun sering kali e-commerce menerapkan beberapa syarat, misalnya minimal jumlah pembelian.
- Berlaku pada momen tertentu saja
- Promo gratis ongkir biasanya dilakukan pada momen tertentu, misalnya saat hari besar nasional. Cara ini merupakan cara yang efektif untuk mendongkrak omset penjualan produk.
Meskipun saat ini gratis ongkir merupakan daya tarik utama dari sebuah e-commerce, pada tahun depan bisa saja layanan tersebut sudah tidak lagi menarik, apalagi jika bila kemudian hampir seluruh e-commerce menerapkan program yang serupa. Hal ini dikarenakan perilaku pembeli yang akan selalu bergerak.sehingga e-commerce harus bisa menciptakan diferensiasi dan inovasi lainnya.
Dalam segi peraturan terhadap e-commerce, kami menyarankan agar ditetapkannya regulasi yang jelas mengenai perlindungan konsumen, penjual dan penyelenggara e-commerce. Hal ini merupakan suatu bentuk pembatasan dan pertanggungjawaban hukum penyelenggara platform berdasarkan asas keadilan bagi semua pihak.
Sekarang ini, sangat penting untuk membangun iklim usaha yang kondusif bagi para pelaku usaha, demi perkembangan e-commerce di Indonesia. Sehingga dengan adanya promo gratis ongkir tersebut bukannya hanya untuk mengejar kuantitas jumlah transaksi akan tetapi juga harus memperhatikan kualitas produk yang dijual.
Dalam sudut pandang lain, terutama dalam aspek kewilayahan, terlihat dominasi percakapan secara volume masih didominasi wilayah Jawa, kami menilai karena e-commerce dan toko-toko online hanya terpusat di Pulau Jawa saja. Seringkali dalam melakukan pembelian produk, masyarakat di kota-kota besar seperti halnya Jakarta tidak bermasalah dengan biaya ongkos kirim yang harus dibayarkan.
Hal ini dikarenakan terdapat banyaknya penjual dari kota Jakarta dan sekitarnya sehingga membuat ongkos kirim tidak terlalu besar untuk customer asal Jakarta. Keadaan sebaliknya dirasakan oleh para customer yang berasal dari luar Jakarta, khususnya daerah-daerah di luar Pulau Jawa. Akan tetapi customer tersebut akan tetap membeli dengan biaya kirim yang mahal karena produk tersebut tidak ditemukan di kota mereka tinggal.
Promo gratis ongkir juga seringkali tak dapat dirasakan oleh para customer dari luar pulau Jawa karena jauhnya lokasi pengiriman dan tempat penjual. Sehingga para customer ini seringkali hanya menerima potongan biaya kirim sekian persen dalam membeli produk yang dikampanyekan gratis ongkir tersebut. Oleh sebab itu kami menyarakan agar para pelaku pelaku e-commerce di Indonesia untuk memahami seperti apa kondisi customer mereka saat ini.
Para pelaku e-commerce tersebut perlu mengembangkan strategi mereka secara keseluruhan di beragam wilayah dan tidak hanya menjadikan Jakarta dan kota-kota besar sebagai patokan. Hampir semua orang di penjuru nusantara telah mengenal apa itu belanja online, namun saat ini permasalahannya adalah bagaimana membangun kepercayaan customer dari masing-masing pemain dalam industri e-commerce ini.
Untuk mengatasi problematika ini, pelaku e-commerce harus bisa memberikan informasi yang jelas terkait produk dan layanan yang disajikan, terutama informasi tentang barang yang dijual. Tak hanya itu, pelaku e-commerce juga harus mengoptimalkan kecepatan akses menuju situs mereka. Misalnya meningkatkan loading time menjadi satu detik lebih cepat, dan lain sebagainya.
Semua pihak perlu berkolaborasi dalam mengatasi permasalahan-permasalahan ini, seperti halnya para pelaku e-commerce, perbankan, fintech, logistik, jasa telekomunikasi, serta dukungan regulasi dan infrakstruktur dari pemerintah, agar mampu mendukung upaya penyebaran para customer dan pelaku e-commerce secara merata di seluruh Indonesia. Sehingga kampanye gratis ongkir dapat benar-benar dinikmati oleh seluruh customer tanpa harus membayar biaya ongkir tambahan karena tidak meratanya penjual toko online di setiap daerah dan jauhnya lokasi pengiriman.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Drone Emprit Academy, "Gratis Ongkir E-commers," 2020. [Online]. Available: academic.droneemprit.id. [Accessed 15 Maret 2020].
[2] Global Web Index, 2019. [Online]. Available: globalwebindex.com. [Accessed 15 Maret 2020].
[3] iPrice, 2019. [Online]. Available: iprice.co.id.
[4] Wikipedia, "Perdagangan Elektronik," [Online]. Available: id.wikipedia.org. [Accessed 15 Maret 2020].
[5] Via, "Memahami Trik Bebas Ongkir ala E-Commerce," 17 November 2019. [Online]. Available: ajaib.co.id. [Accessed 15 Maret 2020].
[6] idEA - Indonesian E-commerce Assosiation, [Online]. Available:idea.or.id. [Accessed 15 Maret 2020].
[7] Wikipedia, "Robert Plutchik - Plutchik’s Wheel of Emotions," [Online]. Available: id.wikipedia.org. [Accessed 15 Maret 2020].
[8] A. Rizky, "Pengguna E-commerce di Indonesia Lebih Suka Potongan Ongkir," 9 Maret 2019. [Online]. Available: adityarizki.net. [Accessed 15 Maret 2020].
Penulis : Alfia Rahmania Putri, Fari Handhina Kirana, Muhammad Alif Abror, Rina Yulianti (Sistem Informasi - UPN "Veteran" Jawa Timur)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H