Mohon tunggu...
rinawati sucahyo
rinawati sucahyo Mohon Tunggu... -

Lulusan Fakultas Teknik Arsitektur Univ. Katolik Parahyangan Bandung. Sekarang aktif di PNPM Mandiri Perdesaan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Surga Dunia & Neraka Akhirat untuk Umi

27 Oktober 2011   10:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:26 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Umi, kapan terakhir kamu mengatakan tidak atas pemberian anakmu ?" tanya suara itu lagi

tanganpun langsung menyahut "sepuluh  tahun yang lalu, ketika Burhan menyampaikan titipan mukena dari Ratih"

"Kenapa pemberian Ratih Umi tolak ?"

kembali tangan berkisah " Karena aku tidak mau membuat hati menjadi malu, karena semua orang sudah terlanjur aku beritahu bahwa Ratih adalah perempuan materialistis dan tidak tahu diuntung, sehingga aku pantang menerima pemberiannya"

"Apa Umi tahu siapa yang memanggil orang untuk memandikan jasad Umi tadi pagi?"

Kembali Umi mengeleng dan rekaman pun diputar lagi, kali ini nampak Ratih sibuk mondar-mandir mempersiapkan pemakaman Umi bersama kedua anaknya.

"Umi...kapan terakhir Umi menerima pemberian dari Burhan ?"

Tangan langsung menyahut "Semalam sebelum tadi pagi nafas berhenti"

"Apa yang Umi terima ?"

"Perhiasan sesuai keinginan ...ada tahta berliannya sedikit...dan selembar cek untuk berangkat ke Australia dengan Ibu-ibu arisan 3 hari lagi"

"Baik Umi...sekarang silakan masuk ke ruang di sebelah kiri..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun