". . .] ensure that all learners acquire the knowledge and skills needed to promote sustainable development, including, among others, through education for sustainable development and sustainable lifestyles, human rights, gender equality, promotion of a culture of peace and non- violence, global citizenship and appreciation of cultural diversity and of culture's contribution to sustainable development"Â (Nations, 2015)
PBB mengakui peran pendidikan dalam pencapaian SDGs. Tampak bahwa target 4.7 sangat mementingkan Pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan education for sustainable development (ESD). Berbunyi "Bahwasannya pada tahun 2030 nanti, negara-negara di dunia harus memastikan bahwa semua peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan, termasuk, antara lain, melalui pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan dan gaya hidup berkelanjutan, hak asasi manusia, kesetaraan gender, promosi budaya damai dan tanpa kekerasan, kewarganegaraan global dan apresiasi terhadap keragaman budaya dan kontribusi budaya terhadap pembangunan berkelanjutan.
Adapun pokok-pokok substansi dari Pendidikan untuk Pembangunan berkelanjutan (EDS) adalah sebagai berikut (Deirdre Hogan, 2022);
Memberdayakan peserta didik untuk membuat keputusan yang tepat dan mengambil tindakan yang bertanggung jawab untuk integritas lingkungan, masyarakat yang adil dan kelangsungan ekonomi, untuk generasi sekarang dan masa depan.
Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan individu untuk menjalani kehidupan yang sehat dan terpenuhi, membuat keputusan yang tepat dan menanggapi tantangan lokal dan global untuk mewujudkan masyarakat yang lebih berkelanjutan dan adil.
Mencakup dimensi lokal dan global dalam basis pengetahuannya, sehingga mengharuskan peserta didik untuk mendekati isu-isu yang kompleks dan saling terkait dari perspektif yang berkelanjutan.
Isu-isu yang berkaitan dengan ESD mencakup lingkungan lingkungan, ekonomi, budaya dan sosial dan mencakup degradasi lingkungan, konsumsi boros, kesehatan, kemiskinan, kerusakan perkotaan, konflik, ketidaksetaraan gender dan pelanggaran hak asasi manusia.
ESD menekankan pendekatan yang berpusat pada peserta didik, aktif dan partisipatif,
Jika pendidik tidak mengadopsi pendekatan yang mendalam, kritis dan menantang terhadap ESD, mereka berisiko mereproduksi sistem kepercayaan yang memperkuat praktik-praktik yang melanggengkan ketidaksetaraan. Contoh ceramah tradisional.
Berdasarkan pokok substansi yang terkandung dalam ESD maka skema Pendidikan untuk ESD adalah melalui pendekatan interdisipliner dengan pembeajaran berbasis masalah.
ERA INDUSTRI 4.0 DAN SOCIETY 5.0. SEBUAH KEMAJUAN ATAU KEMUNDURAN?