Mohon tunggu...
Roro Asyu
Roro Asyu Mohon Tunggu... Freelancer - #IndonesiaLebihLemu

suka makan, suka nulis, suka baca, tidak suka sandal basah www.rinatrilestari.wordpress.com www.wongedansby.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mat Lontong Serial Arek Penceng, Episode Sarung Mlorot

18 Agustus 2010   00:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:56 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ojo rame!" kata Mat pada anak-anak itu.

Noer yang mendengar suara Mat yang lumayan keras ikut menoleh, sejenak. Mat pun langsung melempar senyum termanisnya. Dalam hati dia senang sekali karena telah berhasil mendapatkan perhatian dari kekasihnya.

"Ayo ndang mlebu, ngaji. Nang langgar kok playon," katanya lagi.

Mintho yang tadi diam kemudian ikut-ikut menertibkan anak-anak itu. Meski tak rela dan sedikit mengomel anak-anak itu pun menurut. Perlahan mereka masuk ke mushola lalu duduk berjajar rapi di belakang. Di antara mereka bahkan ada yang berbisik-bisik. Barisan jemaah sudah di bagi antara yang perempuan dan laki-laki. Jemaah laki-laki di sisi kanan dan yang perempuan di kiri dengan dipisahkan sebuah kelambu sebatas dada orang dewasa. Hal seperti ini yang sering dimanfaatkan anak-anak muda untuk saling melirik incarannya.

Tak ingin kehilangan momen, Mintho pun mengambil posisi yang strategis. Tepat di sebelah kelambu yang berbatasan dengan jemaah perempuan dia berdiri. Di sampingnya Mat dan jemaah lainnya yang muda-muda. Di belakang mereka anak-anak kecil yang tadi ramai bermain. Sholat sudah dimulai, semua kusyuk mengikuti imam. Sesekali terdengar suara cekikikan dari arah belakang tapi begitu jeda sholat kembali Mat dan Mintho memperingatkan mereka.

Sholat tarawih sudah hampir separuh, masih dengan semangat yang sama Mat terlihat kusyuk. Dalam hatinya saat ini Noer pasti sedang mempertimbangkan dirinya. Mat baru saja bangun dari rukuk ketika tiba-tiba sesuatu yang tak terduga terjadi. Sarung barunya yang tadi bertengger dengan manis di pinggangnya tiba-tiba melorot. Kontan saja hal itu mengundang tawa anak-anak kecil yang ada di belakangnya. Tak bisa ditahan mereka bahkan tergelak seolah lupa kalau sedang sholat.

"Ha..ha...ha, sarunge mlorot!"

"Sempake coklat!" teriak yang lainnya.

Dengan sigap dan tentu sambil menahan malu Mat membetulkan sarungnya dan kemudian kembali mengikuti imam meski konsentrasinya sudah hilang. Hatinya kesal bukan main, apalagi anak-anak kecil di belakangnya masih saja tertawa-tawa. Ingin rasanya Mat pergi dari mushola tapi itu akan merusak apa yang sudah dia perlihatkan pada Noer tadi. Begitu sholat selesai para jemaah pun bertanya-tanya apa yang membuat anak-anak kecil itu berisik dan tentu saja sambil memperingatkan mereka dan begitu mereka tahu apa yang terjadi tak urung mereka pun ikut tertawa meski ditahan, sebagian senyum-senyum saja sambil geleng-geleng kepala.

***

episode lainnya bisa dibaca di http://www.wongedansby.wordpress.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun