Mohon tunggu...
Rina Sutomo
Rina Sutomo Mohon Tunggu... Berfantasi ^^ -

Hening dan Bahagia menyatu dalam buncahan abjad untuk ditorehkan sebagai "MAKNA"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Di Balik Sarung Lusuh

22 November 2016   13:27 Diperbarui: 22 November 2016   16:27 931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku menunduk malu dan sedikit kesal dengan jawabannya yang memojokkanku. Aku kembali menatap layar televisi yang sudah berganti acara. Sementara daster itu aku letakkan di samping kiriku.

“Aku yang lebih mengenalmu Bang, mereka tidak tahu kekafiranmu karena sarung dan kopyah dikeseharianmu! Bukankah kamu itu lebih kafir? si kafir dari golonganmu sendiri!”

Wanita itu pergi ke dapur, mungkin akan membuatkanku kopi. Namun aku bersumpah tidak akan meminumnya karena demam sianida itu belum sepenuhnya berakhir. Aku takkan meminumnya, setidaknya untuk siang ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun