"Terimakasih Kana-chan."
Kedua gadis itu tersenyum kembali. Kana segera berdiri, tangan kirinya menarik tangan Minami untuk segera menikmati bekal makan siang bersamanya.Â
"Anu... Kana-chan, sebenarnya Hiro-senpai pindah ke Kyoto."
Minami mencoba menjawab pertanyaan yang hampir saja akan Kana lupakan. Kana segera tersenyum, ia mengembalikan kursi Akihiro dengan tangan kanannya ke tempat semula. Lalu dengan senyumnya yang masih mengembang gadis itu menatap Minami yang duduk di posisi semula. Dengan wajah datar Minami terus memegangi tangan kiri sahabatnya itu.
"Baiklah. Jika Hiro kembali lagi, kita akan bersaing secara sehat. Aku tak akan kalah darimu Nami-chan!"
Gadis berambut pendek itu tersenyum lalu menarik tangan Minami yang sudah siap dengan bekal makan siangnya. Keduanya berlari keluar kelas dengan senyum yang mengembang, dua hati itu saling memberatkan. Tentang Minami, hati dan ingatannya masih menanti musim panas tahun depan. Seperti yang Akihiro janjikan saat malam mereka berpisah.
Sedangkan hati Kana penuh kebimbangan, ia hanya baru saja menyadari bahwa Minami terlebih dahulu menyukai Akihiro - jauh sebelum dirinya bertemu dengan Akihiro di bangku sekolah menengah. Ia telah kalah tentang waktu, dan...
"Jika saja Nami-chan tahu, gadis yang selalu Hiro pandang, tak lain adalah Nami-chan."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H