Mohon tunggu...
Rina Susanti
Rina Susanti Mohon Tunggu... Penulis - Mama dua anak yang suka nulis, ngeblog dan motret. Nyambi jualan kopi dan jualan anggrek/tanaman hias. Bisa intip blog saya di www.rinasusanti.com

Mama dua anak, penulis lepas dan blogger. www.rinasusanti.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menaklukan Sekolah Negeri dengan Jalur Prestasi

22 Juli 2023   09:56 Diperbarui: 22 Juli 2023   18:54 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Uji coba sekolah tatap muka tahap dua di SDN Duri Kepa 03, Jakarta Barat, Rabu (9/6/2021).).(Kompas.com/Sonya Teresa ) 

Digital art karya anak bukan gambar tempel dari canva
Digital art karya anak bukan gambar tempel dari canva

Selama 6 tahun aktif silat sudah 8 kali ikut perlombaan dari tingkat antar sekolah, kota, daerah dan terakhir nasional. Semua lomba diikuti atas keinginan sendiri bukan kami yang mendorongnya untuk ikut lomba. Malah saat tidak diijinkan ikut lomba dia nangis, hadeuh. Kalau istilah orang sunda, si anak ini orangnya keukeuh, punya keinginan kuat.

Jadi awalnya tidak ada dalam rencana mencoba daftar sekolah negeri dengan japres kejuaraan.

Foto pribadi, nama anak ditutupi untuk menjaga privasi
Foto pribadi, nama anak ditutupi untuk menjaga privasi

Poin japres kejuaraan

Awalnya kami pasrah jika sekolah anak harus swasta lagi karena peluang kecil. Pasrah yang bikin gelisah sebenarnya hahaha karena hitungan matematis keuangan kami belum cukup untuk masuk sekolah swasta yang bagus karena saat bersamaan saya harus nabung untuk persiapan anak masuk universitas dan adiknya yang mau SMP. Cuma bisa berdoa (lebih kencang) rejeki kami ditambah. Sampai guru sekolahnya menyarankan untuk mencoba daftar sekolah negeri dengan jalur prestasi karena anaknya pernah mengikuti kejurnas. 

Dari obrolan dengan gurunya saya jadi tahu, japres kejuaraan dihitung dalam poin. Untuk tingkat kejuaraan dalam kota poin kecil jadi kemungkinan lolos kecil, sedangkan si anak pernah ikut kejurnas jadi ada kemungkinan lolos.

Akhirnya mencoba japres kejuaraan dan bukan tanpa drama 'penolakan'. Saya daftar di  SMAN Tangsel tapi saat pendaftaran salah klik jadi SMAN Tangerang. Jadilah kami harus ke Tangerang cabut berkas (pembatalan daftar), daftar di SMAN Tangsel X.

Saat verifikasi faktual secara offline, diperiksa keaslian sertifikat dan dites kemampuan anaknya, kami disarankan mundur karena quota sekolah tersebut untuk japres kejuaraan kecil dan pendaftar banyak yang poinnya sama dengan anak kami, level kejurnas atau tahfiz 6 juz (untuk tahfiz 1 juz dihitung 10 poin). 

Dengan banyaknya poin yang sama dan kemungkinan ada di urutan bawah, anak kami tergeser karena umur dan jarak rumah paling jauh. Saya pun memantau poin di japres kejuaraan  SMAN X via online, posisi anak kami memang tidak aman.

Pihak  SMAN  X menyarankan kami cabut berkas (membatalkan pendaftaran di sman X) dan mencoba  SMAN lain yang kuota japres kejuaraannya lebih banyak. Di sini saya mulai pasrah dan mencoba berpikir nothing to lose karena  SMAN negeri yang coba kami daftar  SMAN favorit, sejujurnya kalau tidak ditolak di SMAN X kami tidak berani daftar ke SMAN ini. 

Di hari terakhir pendaftaran secara online, saya daftar  SMAN Y, dari pantauan online di  SMAN Y ini banyak yang poinnya di bawah poin anak kami dan kuota lebih banyak. Besoknya verifikasi data offline dan tes faktual. Poin anak kami ada di urutan tengah jadi kemungkinan tidak tergeser dengan usia dan jarak rumah. Alhamdulillah akhirnya lolos  SMAN negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun