Mohon tunggu...
Rina Susanti
Rina Susanti Mohon Tunggu... Penulis - Mama dua anak yang suka nulis, ngeblog dan motret. Nyambi jualan kopi dan jualan anggrek/tanaman hias. Bisa intip blog saya di www.rinasusanti.com

Mama dua anak, penulis lepas dan blogger. www.rinasusanti.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Nutrisi dan Stimulasi, Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif Anak

1 November 2022   18:35 Diperbarui: 1 November 2022   18:40 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nutrisi dan Stimulasi, Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif Anak 

Teman-teman terutama yang sudah berkeluarga dan memiliki anak tentu familiar dengan istilah kognitif yang biasanya diartikan dengan kecerdasan. Ada kalanya  kemampuan kognitif diukur dengan parameter IQ. Menurut definisinya, kognitif adalah proses memperoleh, memahami dan memproses informasi yang diterima untuk membantu menuntun anak berpikir dan bertindak.

Sebagai orang tua tentu kita ingin memiliki anak yang kemampuan kognitifnya baik karena dengan kemampuan kognitif baik (sesuai definisi di atas), anak  tidak hanya cerdas secara akademik tapi memiliki kemampuan sosial yang baik juga. Dengan kemampuan sosial yang baik anak kelak anak berhasil dalam hidup bermasyarakat, yap ini bukan hanya sebatas  pekerjaan atau karier. Nah bagaimana agar perkembangan kognitif anak baik, maksimal tumbuh sesuai pertambahan usianya?

Hari Rabu 26 Oktober 2022 saya menghadiri webinar yang bertajuk Bicara Gizi dengan tema Memaksimalkan Perkembangan Kognitif Anak Melalui Daya Tahan Tubuh dan Stimulasi yang Tepat.  Acara ini diadakan Danone Specialized Nutrition dengan narasumber Dokter Spesialis anak dan konsultan Alergi Imunologi dr Molly Dumakuri Oktarina, Sp.A(K), CEO & Founder Personal Growth Senior Clinical Psychologist dan Parenting Expert Ratih Ibrahim, M.M Psikolog Klinis serta Medical & Scientific Director Danone Indonesia Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi MKK Medical and scientific Affairs Director Danone Indonesia. 

Perubahan dan kompetisi di masa mendatang memerlukan anak yang sehat dan siap menghadapi tantangan yang dinamis. Hal ini perlu menjadi perhatian para orang tua agar mampu mempersiapkan sedari dini anak yang memiliki jiwa pemenang yang mampu beradaptasi dan berkompetisi di masa depan. Bekal utama yang diperlukan anak yakni imun tubuh yang kuat serta kemampuan kognitif yang mumpuni.

Nutrisi 

Seperti diungkapkan Dr. Molly Dumakuri Sp.A (K), “Perkembangan kognitif yang optimal pada anak sangat dipengaruhi oleh sistem imun yang sehat karena sistem imun berperan penting dalam perkembangan otak. Sistem imun yang tidak teregulasi dengan baik akan menyebabkan gangguan perkembangan otak (kognitif dan perilaku) Anak dengan status gizi yang baik dan asupan nutrisi yang seimbang, memiliki mikrobiota saluran cerna yang lebih sehat. Hal ini tentunya dapat meningkatka daya tahan tubuh anak menjadi lebih kuat serta membantu tubuh menolak zat-zat asing yang masuk ke dalam tubuh, sehingga anak lebih aktif beraktivitas dan bisa menanggapi stimulasi lebih baik. Nutrisi yang baik akan meningkatkan kematangan dan kedewasaan sistem imun. Asupan nutrisi yang diperlukan oleh anak untuk membangun sel-sel tubuh demi mendorong perkembangan kognitif diantaranya adalah vitamin, mineral, asam amino, asam lemak, fitokimia, prebiotik dan probiotik.”

Pemberian asupan makanan bernutrisi memperkuat umunitas dan mendukung saluran pencernaan yang sehat dan mendorong perkembangan kognitif anak. Nutrisi yang diperlukan untuk mencapai itu dibutuhkan anak sejak dalam masa pembuahan. Sejak ibu merencanakan kehamilan, jadi jika seorang ibu akan merencanakan kehamilan harus dibarengi dengan konsumsi makanan bernutrisi.  Ini berlanjut hingga masa kehamilan dan melahirkan.

Setelah bayi lahir nutrisi yang terbaik adalah ASI. Pemberian ASI eksklusif selama  6 bulan (0-6 bulan), dilanjutkan hingga 2 tahun dibarengi pemberian makanan padat secara bertahap.

Adapun yang harus dilakukan ibu selama masa kehamilan;

Menjaga kebersihan diri

Mencegah infeksi selama kehamilan

Nutrisi lengkap dan seimbang 

Menghindari stress

Menghindari alkohol dan asap rokok

1000 hari pertama 

Pertumbuhan otak anak secara maksimal dimulai sejak masa  pembuahan   hingga berusia 3 tahun  atau dikenal dengan istilah 1000 hari pertama. 1000 hari pertama ini sangat menentukan perkembangan anak selanjutnya.  Masa ini disebut juga masa emas atau golden age, karena pada periode ini otak berkembang   pesat, daya tangkap otak seperti spons, dia akan menyerap banyak informasi walaupun seperti tidak masuk akal. Sebut saja misalnya, banyak ahli perkembangan anak menyarankan salah satu stimulasi yang bisa diberikan pada bayi bahkan sejak dalam kandungan adalah mengajak ngobrol atau membacakan buku, seperti tidak masuk akal ya namun berdasarkan penelitian bayi itu menyerap dan menyimpannya.  

Dokpri
Dokpri

Pada masa ini indikator perkembangannya dapat dilihat dari pertumbuhan berat, tinggi badan, dan ukuran kepala. Pada masa ini juga sel-sel imun tubuh berkembang.

Dokpri
Dokpri

Stimulasi 

Menurut Ratih Ibrahim stimulasi yang sesuai harus diberikan pada anak untuk mendorong perkembangan kognitifnya. Orang tua dapat menggunakan 8 aspek perkembangan kognitif untuk memahami perkembangan kognitif anak yang multi dimensi dan kompleks. Kedelapan aspek tersebut yakni attention, focus, memoriy, language, psychomotor, logic, reasoning dan decision making. Stimulasi atau rangsangan. Untuk itu penting bagi orang tua untuk memperhatikan secara seksama perkembangan kognitif anak melalui serangkaian tes atau pemeriksaan secara berkala. Dengan memahami hal-hal penting yang dapat mendukung perkembangan kognitif pada anak, orang tua telah membekali anak dengan jiwa pemenang serta siap menghadapai masa depan yang kompetiti.

5 tahun pertama adalah masa emas untuk menstimulasi anak belajar, jendela perkembangan anak terbuka lebar, merupakan periode sensitive  dan kritis sehingga stimulasi pada masa ini menjadi penting.

Menurut teori perkembangan kognitif anak Piaget’s, ada 4 tahap perkembangan kognitif anak yaitu;

  1. Sensorimotor stage (0-2 tahun). Anak mulai mengerti dunia sekitar melalui sentuhan, pendengaran dan observasi.
  2. Preoperational stage (2-7 tahun). Kemampuan bahasa dan imajinasi berkembang melalui bermain peran, menggambar dan menulis.
  3. Concrete Operational Stage (7-11 tahun). Mulai menggunakan pemikiran logika dan penyimpulan.
  4. Formal operational stage (12 tahun ke atas). Mulai berpikir abstrak dan memikirkan nilai-nilai moral.

Ada 4 faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak yaitu;

  1. Nutrisi

Pemberian makanan mengandung nutrisi omega 3 fatty acid, vitamin B12, zinc, zat besi dsb

  1. Stimulasi

Memberikan rangsangan sesuai perkembangan usianya. Dibacakan buku, diajak ngobrol, bermain puzzle, berhitung sederhana dll.

  1. Keterlibatan orang tua

Sebaik-baiknya pemberi stimulasi adalah orang tua karena dengan begitu akan terbentuk engagement/bonding dengan anak. Kondisi kesehatan mental ibu sangat berpengaruh pada perkembangan kognitif anak.

  1. Interaksi dengan dunia sekitar

Anak belajar dari lingkungan sekitarnya dengan melihat/mengamati, berinteraksi. Di sini orang tua berperan sebagai mediator untuk memperkenalkan anak dengan lingkungan sekitar.

Dokpri
Dokpri

Adapun 8 Parameter perkembangan kognitif pada anak

Perhatian. Mengarahkan perhatian terhadap satu hal tertentu dan dapat menyelesaikan tugas yang diberikan.

Fokus. Memusatkan perhatian dan minatnya terhadap satu dan dapat menyelesaikan tugas tanpa teralihkan.

Daya ingat. Mengingat informasi yang diterima mengenai benda, orang dan kejadian.

Kemampuan berbahasa. Mampu mengekspresikan atau mengkomunikasikan satu hal dan dapat mengkomunikasikan secara lisan maupun tertulis.

Psikomotor. Bergerak dan mengontrol gerakan tubuh. Motorik kasar melibatkan gerakan otot besar (berjalan, berlari) dan motorik halus melibatkan gerakan otot kecil (menulis, mewarnai)

Penalaran. Memahami argument atau bukti untuk menilai dan memahami sesuatu.

Logika. Berpikir dengan penilaian yang tepat dan masuk akal dan dapat mengikuti serangkaian aturan

Membuat keputusan. Menentukan keputusa dari antara dua pilihan atau lebih atas kemauannya sendiri.

Beberapa cara untuk stimulasi kognitif anak diantaranya; bermain lego, membacakan buku, mendongeng, menyusun puzzle dsb.

Setelah pemberian nutrisi dan memberikan nutrisi, bagaimana kita tahu stimulasi yang kita berikan sudah meningkatkan perkembangan kognitif anak, apa ada semacam tes dan pemeriksaan?

Kabar baiknya Danone Specialized Nutrition bekerja sama dengan para ahli yang memiliki kredibilitas di bidangnya yaitu Personal Growth untuk mengembangkan 8 winning skills interactive assessment untuk memantau perkembangan kognitif anak dengan memanfaatkan teknologi digital sehingga semua orang tua bisa mengaksesnya karena dilakukan melalui smartphone.

Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia percaya bahwa setiap anak dilahirkan menjadi pemenang dan orangtua berpedan untuk membekalinya sejak dini.

Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi MKK Medical and scientific Affairs Director Danone Indonesia mengatakan berbeda dengan perkembangan fisik (misalnya pertumbuhan berat badan dan tinggi badan) yang lebih mudah diperhatikan, mengamati perkembangan kognitif menjadi tantangan bagi para orang tua karena belum ada indikator/millestones  kognitif yang komprehensif, mudah dipahami dan mudah diakses oleh orang tua.

8 Winning Skills Interactive Assessment

Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia meluncurkan 8 Winning Skills Interactive Assessment yang telah divalidasi oleh para ahli di bidangnya untuk membantu orang tua memahami perkembangan kognitif anaknya.

Dokpri
Dokpri

8 Winning Skills Interactive Assessment dapat diakses melalui http://mynutri.club/twl dirancang untuk membantu orang tua memonitor perkembangan kognitif anak, serta merekomendasikan kegiatan untuk memberikan stimulus yang tepat bagi perkembangan kognitifnya. 

Buka 8 Winning Skills Interactive Assessment, login, masukkan usia anak, pilih satu satu winning skills, lalu menjawab 5 pertanyaan yang diberikan, kemudian akan terlihat hasilnya baik atau masih harus ditingkatkan. Lalu akan ada rekomendasi aktivitas yang bisa dilakukan orang tua sesuai kemampuan anaknya serta stimulation kit gratis berupa ebook untuk melatih Winning Skill anak. Wah mudah sekali ya karena disertai e-book cara untuk melatih winning skills anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun