Mohon tunggu...
Rina Susanti
Rina Susanti Mohon Tunggu... Penulis - Mama dua anak yang suka nulis, ngeblog dan motret. Nyambi jualan kopi dan jualan anggrek/tanaman hias. Bisa intip blog saya di www.rinasusanti.com

Mama dua anak, penulis lepas dan blogger. www.rinasusanti.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Nutrisi dan Stimulasi, Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif Anak

1 November 2022   18:35 Diperbarui: 1 November 2022   18:40 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Daya ingat. Mengingat informasi yang diterima mengenai benda, orang dan kejadian.

Kemampuan berbahasa. Mampu mengekspresikan atau mengkomunikasikan satu hal dan dapat mengkomunikasikan secara lisan maupun tertulis.

Psikomotor. Bergerak dan mengontrol gerakan tubuh. Motorik kasar melibatkan gerakan otot besar (berjalan, berlari) dan motorik halus melibatkan gerakan otot kecil (menulis, mewarnai)

Penalaran. Memahami argument atau bukti untuk menilai dan memahami sesuatu.

Logika. Berpikir dengan penilaian yang tepat dan masuk akal dan dapat mengikuti serangkaian aturan

Membuat keputusan. Menentukan keputusa dari antara dua pilihan atau lebih atas kemauannya sendiri.

Beberapa cara untuk stimulasi kognitif anak diantaranya; bermain lego, membacakan buku, mendongeng, menyusun puzzle dsb.

Setelah pemberian nutrisi dan memberikan nutrisi, bagaimana kita tahu stimulasi yang kita berikan sudah meningkatkan perkembangan kognitif anak, apa ada semacam tes dan pemeriksaan?

Kabar baiknya Danone Specialized Nutrition bekerja sama dengan para ahli yang memiliki kredibilitas di bidangnya yaitu Personal Growth untuk mengembangkan 8 winning skills interactive assessment untuk memantau perkembangan kognitif anak dengan memanfaatkan teknologi digital sehingga semua orang tua bisa mengaksesnya karena dilakukan melalui smartphone.

Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia percaya bahwa setiap anak dilahirkan menjadi pemenang dan orangtua berpedan untuk membekalinya sejak dini.

Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi MKK Medical and scientific Affairs Director Danone Indonesia mengatakan berbeda dengan perkembangan fisik (misalnya pertumbuhan berat badan dan tinggi badan) yang lebih mudah diperhatikan, mengamati perkembangan kognitif menjadi tantangan bagi para orang tua karena belum ada indikator/millestones  kognitif yang komprehensif, mudah dipahami dan mudah diakses oleh orang tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun