Sedangkan tunangan atau bertunangan adalah bersepakat menjadi pasangan suami istri yang biasanya dilakukan di depan khalayak atau orang banyak dalam sebuah janji suci yang bisa saja dibatalkan atas sebab-sebab tertentu.
Tunangan ini tidak terbatas waktu hingga pihak laki-laki menyatakan lamaran atau akad nikah. yang berisikan momentum penyematan cincin di jari manis kiri pasangan di hadapan orang tua kedua belah pihak.Â
Bisa di arti kan pergantian hubungan dari pacaran menjadi lebih serius atau dari sebelumnya tidak ada ikatan kemudian diikat oleh status pertunangan.
Tradisi lamaran atau tunangan ini terjadi dan muncul dari zaman Mesir kuno dan Yunani kuno. Di zaman Mesir kuno seorang pria selalu menggunakan cincin sebagai lambang kekayaan mereka.Â
Oleh karena itu, mereka pun memberikan pasangan mereka satu cincin untuk berbagi kekayaan.Â
Sementara pada zaman Yunani kuno pasangan akan memberi hadiah cincin emas kepada masing-masing pasangan dan diberikan ketika kedua pasangan sudah mengetahui mereka akan segera melangsungkan pernikahan.
Kemudian beralih ke zaman Romawi kuno, tukar cincin bahkan dilakukan oleh orang tua pasangan juga.Â
Pada abad ke-11 pihak gereja di negara barat menggumumkan pentingnya arti cincin pada acara pernikahan yang berlanjut pada abad ke-16 yang kemudian juga digunakan dalam acara pertunangan, namun hanya untuk pihak wanita saja.Â
Di masa lampau hanyalah seorang raja dan ratu yang memakai cincin emas sedangkan rakyat biasa menggunakan cincin dari besi.Â
Kemudian terjadi perubahan ketika ratu Victoria dari Inggris memakai cincin dalam bentuk yang berbeda serta kualitas yang sangat bagus yaitu dengan menambahkan berlian pada bentuk cincin yang ketika itu populer pada tahun 1930 an.Â
Dan dimanfaatkan oleh perusahaan produsen berlian mengkreasikan cincin dengan dihiasi batu berlian sebagai objek manifestasi dengan untung yang lebih terjangkau.Â