Mohon tunggu...
Rina Sakina
Rina Sakina Mohon Tunggu... Mahasiswa - خير الناس أنفعهم للناس🌹

Mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jurusan Bahasa dan Sastra Arab.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pengalaman Mistisku

22 Mei 2021   23:03 Diperbarui: 22 Juli 2021   11:24 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TIDAK ADA UNSUR KEBOHONGAN SAMA SEKALI ! 🙂

SEMUA CERITA YANG SAYA TULIS DISINI FAKTA (PERNAH TERJADI DI KEHIDUPAN SAYA)

SELAMAT MEMBACA DAN MERENUNGKAN!

Tak dapat dipungkiri lagi, bahwa kita hidup di dunia ini hakikatnya selalu berdampingan dengan makhluk lain. Entah itu manusia, binatang, tumbuhan, maupun makhluk gaib yang tak bisa dilihat langsung oleh mata, seperti, malaikat, jin, dan syetan. Tentunya kita juga harus meyakini, bahwa mereka itu memang benar-benar ada disekitar kita, bahkan mungkin saja setiap detiknya selalu melihat gerak-gerik yang kita lakukan.

Sebagian orang mungkin ada yang bisa melihat makluk-makhluk tak kasat mata itu, istilahnya orang yang memiliki indera keenam.

Ya, mereka-lah orang yang telah Allah beri karunia agar bisa melihat makhluk-makhluk ghaib. Sebenarnya, saya pun mempunyai beberapa teman yang bisa melihat hal tersebut.

Jika dipikirkan lagi dengan logika, bisa saja kita menyangkalnya maupun meyakininya. Karena pada awalnya saya sendiri pun tidak percaya dengan hal tersebut. 

Disini saya ingin sharing saja, karena bagaimanapun kita sebagai seorang muslim harus percaya akan perkara yang ghaib (tidak terlihat oleh mata) dan juga yang dzahir (terlihat mata). Kembali lagi ke pembahasan awal tentang kisah mistis yang pernah saya alami dari kecil hingga sekarang. 

Dulu ketika waktu kecil saya suka sekali hal-hal yang berbau mistis, bahkan setiap harinya saya tak pernah absen untuk menonton film hantu di televisi, baik melalui cd atau kaset. 

Dulu juga saya belum terlalu paham akan sosok hantu yang sering saya tonton, karena waktu itu saya beranggapan, bahwa mereka itu adalah orang-orang aneh yang tentunya tidak mirip seperti manusia.

Kejadian mistis yang pertama kali saya alami adalah ketika saya pulang mengaji dari masjid. Waktu itu keadaan sekitarku sedang hujan dan ketika Bapak Saya menjemput Saya ke masjid, tiba-tiba saya melamun dan memalingkan pandangan saya ke kanan yang bertepatan lurus ke arah warung bu ngkoy (sebutan warung yang sering mamah saya kunjungi untuk belanja). 

Nah, seketika saya pun serasa didatangi dengan kecepatan kilat tepat dihadapan muka saya, sosok tersebut memakai jubah warna putih, berambut panjang gimbal, dan saya pun tidak mengingat wajahnya saking terlihat menakutkan. Dari situ saya paham, bahwa yang sering saya tonton di kaset itu adalah makhluk menyeramkan seperti itu. Saya juga tidak begitu yakin dengan hal tersebut, entah itu imajinasi saya atau sekedar ilusi saja, yang jelas dari situ saya semakin tertarik akan sesuatu yang horor/mistis.

Memang ada yang mengatakan, bahwa anak kecil itu mempunyai kemampuan tertentu untuk melihat makhluk-makhluk ghaib. Hal tersebut juga memang terbukti oleh keponakan saya yang setiap kali menangis, karena ia didatangi oleh sosok-sosok menyeramkan. 

Kenapa saya tahu? karena ustadz yang mempunyai kemampuan tersebut menyebutkan, bahwa di rumah bibi saya adalah tempat kerajaannya syetan. Di sanalah tempat berkumpulnya makhluk ghaib yang beraneka ragam. Oleh karena itu, keponakan saya setiap kali menangis pasti diganggu oleh mereka bahkan orang-orang yang dirumahnya pun terkadang sering terserang penyakit secara tiba-tiba hingga usahanya pun menjadi tidak lancar (sepi).

Singkat cerita, pengalaman pertama itu tidak membuat saya menjadi kapok/menyesal. Lalu saya pun pernah mencoba ritual yang mungkin pembaca juga sudah tidak asing dengan istilah "pemanggil jelangkung", waktu itu saya melakukanya dengan teman saya.

Awalnya tidak berefek karena mungkin hanya kebohongan semata, namun pada saat malam ketika kedua orang tuaku sudah tertidur, saya yang dari usia 5 tahun sudah memisahkan diri untuk tidur sendiri di kamar yang berbeda dari orang tua. Hal-hal ganjil itu mulai saya rasakan, mulai dari tv yang menyala sendiri, lampu yang sudah dimatikan sebelum orang tuaku tidur tiba-tiba menyala dengan sendirinya, sampai kelinciku yang baru ku beli tiba-tiba mati dan menghilang.

Anehnya, saat itu saya belum juga merasakan ketakutan atau bagaimana. Saya pun bingung, apa yang sebenarnya terjadi? Namun ketika saya sudah kelas 3 SD, saya dititipkan ke nenek saya di kampung halaman saya yang berada di Ciamis, tepatnya di Babakan, Bayasari, Jatinagara. Waktu itu rasa takut saya akan hal-hal mistis belum juga menghilang, hingga suatu saat saya merasakan hal ganjil yang tidak pernah terobati oleh medis (dokter). 

Saat itu saya kelas 7 (1 mts) dan saya pun masuk pesantren. Ketika uts pertama saya menjadi anak kelas 1 mts, hal yang tak terduga pun terjadi. Hal itu terjadi ketika saya hendak mencuci pakaian saya di wc pada malam hari. Hari itu kebetulan kegiatan di pondok saya sangat padat, hingga saya pun tidak sempat mencuci pakaian di siang hari.

Sesudah saya mencuci baju, badan saya baik-baik saja, namun ketika menjelang shubuh entah kenapa badan saya tiba-tiba panas dan saya pun sampai susah untuk berbicara. Saat itu tenggorokan saya tiba-tiba sakit dan badan saya mengalami demam yang tinggi. Akhirnya saya pun pulang ke rumah untuk memulihkan diri saya. Seminggu berlalu, sampai jarak 2 bulan baru lah penyakit saya sembuh. Ketika saya memeriksakan diri ke dokter, ternyata dokter bilang saya itu kecapean dan itu adalah hal yang wajar bagi seorang anak yang menyibukan dirinya di masa muda.

Sontak saya pun tercengang dan merasa tak puas dengan jawaban sang dokter, hingga saya pun bertekad mencari tahu, apa yang menyebabkan saya sakit selama 2 bulan itu. Ketika sudah sembuh saya pun kembali lagi ke pondok, hingga saya pun mendengar sebuah cerita, bahwa di wc pondok saya, banyak sekali hal-hal mistis yang sering terjadi bahkan pernah orang lain yang tidak bisa melihat makhluk gaib pun mengalami kejadian mistisnya sendiri. 

Dari situ saya paham akan sosok penunggu yang membuat saya sampai sakit, dan ternyata itu pun adalah kesalahan saya sendiri, yang mungkin tidak sengaja mengganggu mereka, hingga mereka pun merasa terusik dan akhirnya marah akan perilaku saya. 

Memang saat itu kebetulan saya tidak tahu waktu, dan seolah-olah menantang kepada mereka (makhluk gaib) dengan umpatan dalam hati, "ahhh gak bakal ada apa-apa ini, apa syetan? Dari dulu sampai sekarang belum terlalu yakin akan sosoknya".

Sampai saya keluar SMA, rasa ketidaktakutan itu masih saja melekat di dalam diri saya. Namun pada suatu hari ketika keponakan saya sakit, dia mengalami gejala yang serupa dengan apa yang saya rasakan dulu yaitu demam yang sangat tinggi. Bedanya dia kesulitan napas, sedangkan saya kesulitan berbicara. Kejadian tersebut hampir tepat pukul 12 malam, yang di mana bibi dan paman saya mengajak nenek saya pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan keponakan saya tsb. 

Saya pun waktu itu ikut karena penasaran yaa, dan lagi-lagi saya tidak sengaja mengumpat dalam hati, "Apalagi yang makhluk gaib lakukan sekarang, hingga keponakanku ini sakit seperti ini sambil memandang ke arah kuburan dekat rumah bibiku". Hingga keesokan harinya, saya lah yang sakit. Tiba-tiba saya demam (panas tiris) yang sangat membingungkan, mau di selimut gak mau karena gerah, gak mau di selimut gimana da dingin. Gejala itu hanya terjadi 3 hari, sebelum saya berangkat ke Bandung untuk kuliah. Ya saat itu saya sedang libur semester 1 dan saya pun menyempatkan diri untuk berlibur ke kampung halaman dan pesantren tempatku menimba ilmu dulu.

Dari sana, saya sudah merasakan benih-benih ketakutan, bukan hanya takut yang sepihak, bahkan setiap apapun ada kegelapan saya hindari. Terkecuali ketika saya tidur, saya selalu tidur dalam keadaan lampu yang tidak menyala. Namun ketika saya sedang merasakan puncaknya ketakutan, hal itu akhirnya mematahkan prinsip saya untuk tidak menyalakan lampu di malam hari. Alhasil, saya pun selalu merasa pusing dan terus merasakan sakit di siang hari karena lampu yang saya nyalakan di malam hari.

Satu kejadian lagi yang membuat saya tidak terlalu takut, juga tidak terlalu menentang ketakutan itu adalah ketika saya melewati sebuah hutan di pagi hari sebelum shubuh. Hari itu saya rihlah bersama ustadz dan teman-teman saya dari DTA (tempat mengaji saya ketika SD). 

Kala itu saya sudah keluar SMA, dan hendak melanjutkan kuliah ke Bandung. Jadi, sebelum kuliah, kami rihlah ke pamijahan selama 1 hari. Ketika pulang, kebetulan kami kemalaman, hingga saya pun menyempatkan diri untuk menginap di madrasah (tempat mengaji saya ketika DTA). Kebetulan juga waktu itu saya tidak membawa baju lagi, dan bisa dibilang baju saya kotor karena sehari tidak ganti. Akhirnya saya pun memutuskan untuk pulang ke rumah saya sebelum subuh agar keburu mandi dan melaksanakan sholat subuh tepat waktu. 

Karena jarak dari madrasah dan rumah saya tidak terlalu jauh, akhirnya saya pun memberanikan diri untuk melewati hutan panjang yang memisahkan kampung saya dengan madrasah tempat mengaji saya dulu di DTA. Ya, dulu saya selalu berani pulang-pergi melewati hutan tersebut dengan berjalan kaki. 

Singkat cerita, akhirnya saya berjalan kaki menyusuri hutan tersebut. Hanya senter lampu hp saja yang menerangi di setiap langkah saya. Saat itu, rasa takut, pasrah, pokoknya campur aduk deh. 

Saya pun kali ini meminta izin dalam hati dan memohon kepada penghuni sekitar untuk melewati hutan tersebut dengan aman dan selamat sampai tujuan.

Alhasil, apa yang terjadi? Alhamdulillah, saya selamat sampai rumah dengan aman. Tak pernah saya sangka sebelumnya, saya bisa melewati hal menyeramkan tersebut. Ini benar-benar nyata, dan itu adalah pengalaman pertama saya yang bisa dikatakan begitu menantang.

Dari situlah saya menyadari, pentingnya etika dan tatakrama untuk hal apapun itu, termasuk mahluk yang tak kasat mata. Tidak hanya itu, tumbuhan, dan hewan juga perlu adanya komunikasi, karena bagaimanapun mereka adalah ciptaan Allah. Allah sendiri menyebut dalam firmanya yang tertera dalam Q.S. Al-Isra : 44 : 

"Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun".

Tiap waktu mereka seringkali bertasbih kepada Allah, sedangkan kita? Manusia yang seringkali berbuat kedzaliman, dan keruksakan di muka bumi, apakah kita sering menyebut-Nya (Allah) dan memohon ampunan (beristighfar, seperti yang Rasulullah dawamkan setiap hari minimal 100 kali)? Astaghfirullah. Saya juga tertampar dengan ayat ini, dengan beraninya saya berkata seenaknya kepada makhluk tak kasat mata misalkan, walau itu hanya di dalam hati, namun hakikatnya Allah-lah yang mengetahui segala sesuatu. 

Melakukan segala sesuatu pun mempunyai etika dan adabnya tersendiri. Contoh ketika kita akan makan, ada do'anya. Sebelum dan sesudah ke kamar mandi pun ada do'anya. Bahkan ketika hendak membuka pakaian kita pun ada do'anya. Kenapa ketika kita membuka pakaian harus membaca do'a, ya minimal basmallah. Agar kita terjaga dan terlindungi dari penglihatan makhluk ghaib yang bisa saja melihat aurat kita secara langsung.

Oke, saya cantumin deh salah satu do'a yang menurut saya penting dan seringkali terlupakan.

Doa Memakai Pakaian

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِهِ وَخَيْرِ مَا هُوَ لَهُ ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهِ وَشَرِّ مَا هُوَ لَهُ

Artinya: Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu kebaikan pakaian ini dan kebaikan sesuatu yang di dalamnya, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan pakaian ini dan keburukan sesuatu yang ada di dalamnya.

Doa melepas pakaian

بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لاَ إِلَهَ إِلَّا هُوَ

Artinya : "Dengan nama Allah yang tiada Tuhan selain-Nya."

Jadi intinya, kita selaku manusia yang beradab, sudah sepantasnya memperhatikan moral dan etika kita dimanapun dan kapanpun kita berada. Hormatilah dan saling membantu sama lain, karena itu adalah kunci keharmonisan kita sebagai manusia yang baik.

Semoga kisah ini bisa menjadi ibrah.

Sekian. 

شكرا🌷

الكاتب : رينا سكين

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun