Mohon tunggu...
Rina R. Ridwan
Rina R. Ridwan Mohon Tunggu... Penulis - Ibu yang suka menulis

Pembelajar Di Sekolah Kehidupan Novel: Langgas (Mecca, 2018) Sulur-sulur Gelebah (One Peach Media, 2022) Kereta (Mecca, 2023) IG: rinaridwan_23

Selanjutnya

Tutup

Film

Upstream

11 Januari 2025   10:22 Diperbarui: 11 Januari 2025   10:22 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dari platform Douban 

"Film ini didedikasikan untuk yang menjalani kehidupan dengan sepenuhnya."  Sebuah pesan sederhana yang menyentuh. Setidaknya diri sendiri juga mempertanyakan, apakah sudah sepenuhnya menjalani kehidupan ini.

Ada kalanya manusia baru tersentak ketika segala hal dalam kehidupannya berjalan melenceng jauh dari jalan yang diharapkan. Terlebih bila semua dirasakan sudah direncanakan dengan sebaik-baiknya. Pun ketika zona nyamannya tiba-tiba membuatnya terjungkal hebat.

Begitulah yang dihadapi Gao Zhilei (Xu Zheng), seorang programmer yang sudah bekerja selama 11 tahun, tiba-tiba di PHK. Dia yang sudah begitu setia, hingga menderita diabetes, tentu saja mengalami kekecewaan luar biasa.

Awalnya dia rahasiakan pemecatannya dari istri, hingga ayahnya mengalami strok yang mengharuskan dia mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk perawatannya. Sang istri akhirnya tahu setelah tak mendapat transferan dana untuk membayar hipotek rumah.

Gao Zhilei bukan tak berusaha, tetapi usianya sudah 45 tahun, cukup sulit bersaing mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya. Hingga suatu hari tanpa sengaja dia mendengar percakapan Yang Dashan (Jiakai Wu), seorang kurir makanan, yang sedang merekam kegiatannya di media sosial. Dia pun tertarik untuk mencari tahu tentang pekerjaan tersebut.

Rasa gengsinya masih menyala, mengingat pekerjaan terakhirnya sebagai seorang manajer di kantor nyaman. Namun tuntutan di rumah tak bisa ditunda. Tabungannya telah menipis, uang pesangon pun telah ludes untuk membayar perawatan ayahnya. Dia setengah hati mendaftar sebagai kurir makanan.

Awalnya dia ditolak, tetapi Yang Dashan meyakinkan bosnya dan bersedia melatihnya. Di sanalah, dia mengenal kurir dari lintas usia. Dari yang muda hingga yang sudah berusia lima puluh tahunan. Ada si Hitam Besar yang selalu juara, dan menulis segala sesuatu di buku yang tak boleh disentuh siapa pun, juga si pelit yang selalu melakban apa pun yang rusak, termasuk badannya yang luka untuk menghemat segala pengeluaran. Bukan hanya itu, di rumah, ayahnya juga merasa kecewa dengan anak yang sudah dikuliahkan di sebuah perguruan tinggi ternama, hanya menjadi seorang kurir makanan.

Awal bekerja, Gao mengalami kesulitan yang membuatnya sempat frustrasi dan hampir menyerah. Sampai mendapatkan kenyataan sang ayah ingin mengakhiri hidupnya daripada harus menyusahkan hidup anaknya. Inilah sebuah titik balik kehidupan dia.

Dia mulai menyusun daftar kesalahan, juga belajar dari sang juara, Hitam Besar, yang terus berada di peringkat atas dengan bayaran tertinggi. Ya ... di sana, ada daftar peringkat bagi kurir makanan. Dari yang terbawah perunggu, perak, emas, berlian hingga teratas, juara.

Dia memperbaiki hubungannya dengan semua orang. Dia juga mulai membuat master rute yang memetakan jarak terdekat antara tempat pengambilan makanan ke tempat pengiriman.

Hitam Besar membuka diri setelah diberi obat untuk perutnya yang sering bermasalah.

"Kamu mendapat pesanan buruk karena kamu kurir yang buruk.  Pesanan buruk berarti jarak jauh, dibayar sedikit. Pengantarannya lebih sulit ... Bagaimana cara menghindarinya? Harus naik tingkat! ... Makin tinggi kelas, makin tinggi bayaran. Serta dapat lebih banyak pesanan ... Jika mau lebih banyak, harus lebih cepat. Kau harus belajar mengatur pesanan dalam hitungan detik. Prioritaskan beberapa pesanan dan pikirkan logistikmu ... Platform hanya memberimu rute standar. Jangan diterima saja ... Kau hrs temukan jalan pintas antara pengambilan dan pelanggan. Atur pesanan berdasarkan prioritas. Dan lakukan pengiriman sesuai itu." Begitulah tips yang diberikan si Hitam Besar.

Gao juga mendapat pelajaran lainnya ... Bahwa sebagai kurir, dia harus tahu lingkungannya. Apa ada jalan pintas? Setiap mall, area perumahan, gedung perkantoran dan apartemen. Semua punya rak atau loker pengiriman ... Nomor rumah di gang bisa tidak sistematis. Kau hanya bisa hafal dengan mengunjunginya. Rumah Sakit dan sekolah sangat menantang. Biasanya jarang yang ambil. Juga membutuhkan 2 set baterai, satu untuk cadangan (motor listrik).

Pengiriman harus terjangkau. Mengantar itu lomba melawan waktu. Melewati angin dan hujan, siang dan malam. Jika mau ambil lebih cepat, hubunganmu dengan restoran harus baik. Sebagai kurir, sikap itu penting. Ego altermu mungkin sudah lepas, tetaapi masih bukan kelas pekerja asli. Bahwa penjaga keamanan di mall juga penting. Selalu senyum ke pelanggan, baik mereka menatapmu atau memakimu. Seperti pepatah, orang tak memukul wajah tersenyum.

Bahkan pesanan tersulit harus tepat waktu. Kita pekerja harus saling menjaga.

"Setiap pelanggan seperti anakku. Jika aku tak mengantar makanan tepat waktu mereka bisa mati kelaparan."

Gao Zhilei tak lagi gengsi menolong siapa pun yang membutuhkan. Termasuk ketika si pelit mengalami kecelakaan, dia menggantikan si pelit untuk mengantar semua pesanan. Dia juga mengantar pulang si pelit, yang menolak ke rumah sakit untuk mengobati luka kakinya, dan hanya melakbannya.

Dari sanalah, Gao tahu kenapa si pelit melakukan semua itu. Dia menabung dengan ketat semua pendapatannya demi biaya operasi leukemia putrinya. Begitu juga dengan Hitam Besar, yang begitu ngotot untuk terus jadi juara, ternyata untuk membiayai anak muda yang rencana masa depannya hancur setelah mengalami kecelakaan yang membuat seluruh tabungan untuk kuliahnya habis.

Gao sadar, bahwa setiap pekerjaan butuh kesungguhan. Setiap pekerja punya tanggung jawab tak main-main, terlebih dengan risiko kecelakaan cukup besar bagi mereka yang hidupnya lebih banyak di jalan raya.

Sang bapak akhirnya tak lagi malu melihat kesungguhan Gao Zhilei  menunaikan kewajibannya sebagai anak, suami, juga ayah dari putri semata wayangnya. Gao menjalani kehidupan dengan sepenuhnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun