Untuk mendapatkan buku ini, cukup panjang perjuangannya. Di kota tempat saya tinggal, persediaan selalu habis. Hingga ketika anak saya dinas ke Jakarta saya minta untuk mampir ke Matraman demi membeli buku ini. Hasilnya ... habis juga. Hingga beberapa hari lalu, baru tersedia kembali.
Buku ini disebutkan sebagai pendamping buku "Sang Alkemis' dan nanti disarankan untuk dilanjutkan dengan "Ksatria Cahaya."
Tentu saja sudah cukup banyak pembaca "Sang Alkemis' yang mendunia. Gegara buku itu pula, saya jatuh cinta pada karya Pauolo Coelho hingga kini.
-
Dari halaman awal, dalam buku ini, kisah-kisah kecil disajikan dengan apik hingga saya menemukan ini ...
Sang Guru berkata:
Menulislah. Entah surat, atau buku harian, atau beberapa coretan sambil berbicara di telepon, yang penting menulislah.
Dengan menulis, kita menjadi lebih dekat dengan Tuhan dan sesama manusia.
Menulislah kalau ingin lebih memahami peranmu di dunia. Cobalah menulis dengan sepenuh jiwamu, walaupun tidak ada orang yang akan membacanya, atau bahkan jika akhirnya ada seseorang yang membaca tulisan yang sesungguhnya ingin kau simpan sendiri. Dengan menulis, kita belajar untuk menyusun pikiran-pikiran kita, dan memandang dunia di sekitar kita dengan lebih jelas. Kertas dan pena dapat membuat mukjizat - mengurangi kesedihan, membuat mimpi-mimpi menjadi kenyataan, dan mengembalikan harapan yang hilang.
"Kata adalah kekuatan."
Halaman 174 "Maktub"