"Tuan"
Deretan huruf yang sungguh candu tuk ku eja
Pun bibir, gemar melengkung sukarela giring alunan kata
Layaknya Samudra,
deretan Puan berbaris rapi berlomba tawarkan bahtera
Ada yang tak sama!
Aku, Puan yang kerap getir tuk membina langkah
Sehasta demi sehasta
Memilih hening ketimbang berirama
Sampai berpeluh agar tak jadi gaduh
Sungguh, apalah daku
Seonggok ranting tua yang tak lagi muda,
berasal dari jenggala gulita yang buta akan peta
Tak semenawan Puan lainnya
Namun berantusias tuk mampu bercengkrama
Penantian ini mengemis kepada hati memaksa tuk berkawan dengan lisan,
hingga kerap kali melambungkan nama mu di ujung malam nan berlampukan bulan.
Tuan,
teman yang kusemogakan.
-ummuabdurrahmanarrasyid-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H